The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Ready Stok, Salt Still Remains Expensive

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Illustration

Pedagang Enggan Turunkan Harga

BANYUWANGI – Peredaran garam kasar kini mulai menyeluruh normal setelah sempat langka di pasaran beberapa waktu lalu. Pemicu kelangkaan stok bahan dengan bentuk kristal itu akibat pasokan di Banyuwangi menurun drastis.

Meski mulai stabil, tapi harga garam kasar masih belum stabil. Harga salah satu komoditas utama itu belum berubah, yaitu di Rp 5 thousand to Rp 6 thousand per kilogram. Tingginya harga garam tersebut menimbulkan efek bagi komoditas lain. Salah satunya ikan asin.

Meski saat ini garam kasar tidak lagi langka, namun harga ikan asin tetap tidak turun.Garam sudah tidak sulit lagi, tapi harga tetap tinggi,” ucap Arif Wibowo, salah satu pedagang ikan asin. Itu karena harga garam kasar belum turun. Whereas, produksi ikan asin mulai bergeliat setelah sempat berhenti beberapa waktu.

Walau stok garam tercukupi, harga ikan asin masih tinggi. Kita tidak bisa menurunkan harga ikan asin karena biaya produksi mahal,” he said. She said, kalau garam kasar kini dibeli dengan harga Rp 5 thousand per kilogram. Harga Rp 5 that thousand, according to Arif, dengan volume pembelian cukup besar.

Kalau membeli eceran harganya lebih mahal,” sebut pedagang yang mangkal di sentra ikan asin Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muncar, yesterday. He said, harga semua jenis ikan asin yang dijual masih sama ketika stok garam terjadi kelangkaan di Banyuwangi.

Setiap jenis mengalami kenaikan yang bervariasi. Menurut Arif, kenaikan ikan asin yang paling tinggi mencapai Rp 20 thousand per kilogram. Salah satunya ikan teri. Sampai saat ini harga ikan teri perkilogram diangka Rp 70 thousand per kilogram. Ikan Jambal harganya Rp 55 thousand per kilogram. (radar)