ROGOJAMPI – Serangan nyamuk chikungunya semakin meluas di Desa Bomo, Rogojampi Kecamatan District, Banyuwangi. Until yesterday (18/5) belasan warga, from children to adults, masih banyak yang terserang. In fact, serangan cikungunya itu semakin meluas.
Bila sebelumnya hanya ada di Dusun Krajan dan Jatisari, kini warga Dusun Kedunen juga banyak yang terserang chikungunya. “Serangan cikungunya ada di tiga dusun,said the Village Head (village head) We will, Suratman.
Berdasar laporan yang diterima, light him, warganya yang terserang cikungunya itu ada 18 person. Mereka tersebar di Dusun Krajan, Jatisari, dan Kedunen. “Di Dusun Krajan ada 10 inhabitant, di Jatisari ada enam orang, dan di Kedunen yang kena chikungunya ada dua orang," he said.
Serangan chikungunya itu, it's clear, bersamaan dengan serangan demam berdarah dengue (DBD). So that, warga banyak yang resah. “Kita sudah kirim surat untuk fogging, tapi belum ada tindak lanjut, katanya penderita masih minim," he explained.
Menurut informasi yang diterima, call him, untuk dilakukan fogging salah satu syaratnya harus ada sedikitnya 20 orang yang jatuh sakit. “Apakah seperti itu prosedurnya. Itu aneh sekali," he said. Bukan hanya menolak mengadakan fogging, petugas dari puskesmas juga tidak ada yang mau datang.
Untuk menolong warga, pihaknya berinisiatif akan melakukan fogging sendiri menggunakan obat pertanian. “Sudah banyak yang jatuh sakit kok dianggap masih kecil, kalau puskesmas tidak mau datang, saya minta dinas kesehatan datang biar tahu kondisi masyarakat," he asked.
Meanwhile, warga yang terserang chikungunya itu tampaknya lebih dari yang disebut Kades Bomo, Suratman. Because, warga di Dusun Jatisari, Desa Bomo, mengaku di daerahnya hampir sekampung terserang penyakit yang penyebarannya melalui nyamuk itu.
“Yang kena cikungunya itu bergantian,” ungkap Hari Welas, 52, salah seorang warga Dusun Jatisari. Hampir setiap warga yang ada di Dusun Jatisari, light him, merasakan gigitan nyamuk chikungunya itu. Gejala awalnya, jari tangan terasa kaku dan susah di gerakkan. Sehari kemudian, menjalar ke bagian persendian kaki, lutut, dan tumit.
Rasanya kaku dan sakit jika untuk bergerak, disertai dengan badan demam dan tubuh mendadak lemas tak berdaya. Warga yang terserang chikungunya, hanya bisa berbaring di atas tempat tidur. “Saya hampir dua bulan tidak bisa gerak, dan baru sembuh dua hari lalu," he explained.
Hal senada juga diungkapkan, Suriah, 40, other residents. Serangan chikungunya sangat meresahkan warga. Karena hampir sebagian besar warga di kampungnya sudah terserang. “Kami sudah lapor ke pak kepala dusun, tapi belum ada tindak lanjut untuk di-fogging," he said.
sadly, saat dikonfirmasi terkait keluhan tersebut, KepalaPuskesmas Gladag, dokter Zainal tidak berada di tempat. Even, beberapa kali dihubungi nomor hand phone (HP tidak diangkat meski nada panggilan masuk.
As previously reported by this daily, warga yang tinggal di Dusun Krajan dan Dusun Jatisari, Desa Bomo, Rogojampi Kecamatan District, kini banyak yang resah. Dalam sepuluh hari terakhir, warga yang ada di dua dusun itu banyak yang terkena chikungunya.
Warga yang terkena chikungunya itu mengeluh perutnya mual, badan lemas, kepala pusing, dan kaki mendadak linu. “Warga yang terkena cikungunya itu mulanya hanya satu, tapi itu terus bertambah,” cetus Nina Agustina, 36 salah seorang warga Dusun Jatisari, Desa Bomo.
Jumlah warga yang sakit dengan gejala yang sama itu bertambah, membuat warga resah. Mereka takut tertular oleh penyakit yangpenularannya karena gigitan nyamuk itu. “Kalau tidak di fogging, kemungkinan warga yang tertular akan semakin banyak,He said.
Sebagian besar warga yang menderita chikungunya itu, hanya menjalani pengobatan di rumah. Until yesterday, belum ada yang menjalani rawat inap di Puskesmas atau dirumah sakit. Sebagian besar warga yang terkena chikungunya adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi tambah,
“Yang dikeluhkan kakinya linu dan susah untuk bergerak,” pungkas Nina. (radar)
