The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Siswa Pencinta Alam Akhirnya Meninggal

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Jihandika Hardiyanto, 18, high school students 1 Giri yang terjatuh ke sungai Kaligulung di perbatasan Desa Kemiren dan Desa Jambesari akhirnya meninggal dunia, yesterday (21/12). Anak dari Dyah Kusumawati itu mengembuskan napas terakhir akibat gegar otak berat. Kepalnya membentur batu di sungai.

Dokter spesialis bedah syaraf RSUD Blambangan, dr. Firman Adi Sanjaya Sp.BS mengatakan, sejak tiba di UGD, kondisi Jihan dika cukup parah. Ditambah dengan suara napasnya yang cukup berat menandakan adanya pendarahan berat yang menutupi saluran pernapasan.

O'clock 21.00, dokter bedah umum langsung membuatkan trakeostomi, yaitu jalur napas buatan di leher untuk membantu pernapasan. Dengan harapan kondisinya akan membaik. However, Firman melihat jika kondisi siswa kelas 11 itu semakin menurun. Hingga puncaknya pada pukul 04.45, Jihandika mengembuskan napas terakhirnya.

“Rencananya akan kita observasi, karena biasanya pasien cedera otak berat seperti ini harus melewati tujuh hari pertama sampai dinyatakan lepas dari masa kritis. Tapi ternyata dia tidak sanggup,” kata Firman.

head of high school 1 Giri Mujib saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya sedang tidak berada di sekolah saat peristiwa berlangsung. Mujib mengaku memperoleh laporan dari Polsek Giri yang menangani kejadian tersebut. Menurut Mujib, kejadian yang menimpa Jihandika dinyatakan sebagai kecelakaan murni. Tanpa ada unsur kriminal atau kesengajaan sebelumnya.

Jihandika terjatuh saat sedang tidur-tiduran di plengsengan tepi jembatan yang memiliki ketinggian lebih dari 10 meter dari sungai. “Dia ini juga panitia diklat pencinta alam Agem Karso (Will) Public High School 1 Turns. Saat peristiwa itu terjadi, sedang tidak ada kegiatan. Jadi murni karena terjatuh ketika tiduran di buk sungai,” terang Mujib.

Usai peristiwa itu, pihak sekolah langsung memberikan bantuan kepada keluarga korban. “Semua siswa di SMAN 1 Giri kita jaminkan dengan asuransi. Kita ikut berduka cita dengan peristiwa ini, nanti saya akan memberikan langsung asuransi jiwa untuk siswanya,” ungkap Mujib.

Previously, berdasarkan keterangan dari Ansor, salah seorang warga Desa Jambesari, kejadian yang menimpa Jihandika berawal saat ada tiga anak dari SMAN 1 Turns (Smagi) tiba di Jembatan Kaligulung. Rencananya mereka akan melaksanakan diklat di sungai tersebut. Saat sedang menunggu rombongan lainnya datang, tiba-tiba salah satu dari mereka, yaitu Jihandika terjatuh.

Melihat itu salah seorang temannya pun langsung menolong Jihandika yang berlumuran darah dan tidak sadarkan diri. Sedangkan satu temannya lagi berlari ke arah warga yang sedang melakukan perbaikan jalan. “Katanya anaknya itu tidur- tiduran di pinggir jembatan di dekat pohon nangka. Mungkin setelah itu jatuh karena tertidur atau bagaimana. Memang di sana kalau mau duhur selalu saja ada kejadian,” kata Ansor. (radar)