The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Turning the Security Post into a Reading Park

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Keceriaan terpancar dari wajah anak-anak yang tinggal di Perumahan Puri Brawijaya, Kebalenan Village, Minggu pagi kemarin. Mereka asyik bermain di poskamling RT 04/RW 04, perumahan setempat. Tempat itu ternyata telah disulap oleh beberapa warga menjadi sebuah taman baca.

Anak-anak yang tinggal di daerah itu pun tak ingin menyianyiakan fasilitas itu sebagai sarana bermain dan belajar. Lokasi tersebut ternyata memang sebuah siskamling yang disulap dan difungsikan sebagai taman baca untuk anak-anak.

Terlihat dari tumbukan buku yang ditata di dalam kardus yang sudah dimodifikasi mirip rak buku. Ada juga beberapa jenis buku yang ditata dengan rapi dibawah pohon kismis sehingga memudahkan orang yang ingin melihat-lihat.

Pengeloa rumah baca, Eva Fitriana, 35, say, tempat tersebut didirikan tiga bulan lalu, Sebelumnya dia juga sempat menyulap teras rumahnya menjadi teras baca. Namun ketika pemuda dari RT setempat juga antusias mengembangkan taman baca, maka disulaplah sebuah poskamling yang tak jauh dari rumahnya untuk menjadi taman baca.

“Ini bukunya juga sebagian dari kumpulan pemuda yang ada di sini. RT nya juga mendukung, jadi kita kembangkan di sini sekalian,” ujar Eva. Semua barang yang ada di rumah baca itu dilakukan secara swadaya, mulai dari hiasan, kemudian buku-buku dan alat bermain penunjang.

Not only that, enam orang dari komunitas rumah literasi Banyuwangi juga tiba setiap hari libur sekolah untuk ikut menemani anak-anak sekitar yang sedang membaca buku. “Di sini aktivitasnya setiap hari libur, entah itu minggu atau hari lainnya. Waktunya juga tergantung anak-anak. Kadang malah kita belum bangun, mereka sudah ke rumah minta disiapkan buku,” he added.

Eris Utomo, suami dari Eva menambahkan, agenda di rumah baca tak hanya membaca buku saja. Ada aktivitas belajar mewarnai, membuat origami, bernyanyi lagu-lagu anak dan memainkan permainan tradisional. Intinya setiap anak akan diajak keluar dari rutinitasnya yang lebih sering sendiri bermain gadget, menonton televisi atau bermain komputer dengan permainan dan bacaan yang membentuk karakter mereka.

“Itu juga ada yang bermain ular tangga, ada yang bernyanyi. Jadi tidak melulu membaca saja.” imbuh Eris. Agar anak-anak tidak bosan, setiap akhir kegiatan membaca, kakak-kakak yang mengajari anak-anak itu akan memberikan gambaran kegiatan menarik pada pertemuan selanjutnya. Sehingga membuat anak-anak penasaran dan ingin datang lagi.

“Kita punya kegiatan rutin yaitu mengajak anak kembali mengenal alam. Seperti mengembalikan ikan-ikan ke habitatnya di sungai dan menanam tanaman bermanfaat. Kegiatan itu pun awalnya dikembangkan dari hasil bacaaan mereka. Jadi kita ajak mereka mengaplikasikan ilmu yang didapat dari buku,” kata pria asal Jember itu.

Ketua RT04/RW 04 Perum Puri Brawijaya, Kebalenan Village, Taufik Hidayat menambahkan, ke depan dirinya ingin mengembangkan taman baca supaya bisa lebih nyaman bagi anak-anak. Because, dengan taman baca ini, selain bermanfaat bagi anak juga bermanfaat bagi warga. Karena para orang tua akhirnya banyak yang mau keluar rumah menemani anak-anaknya.

“Rencananya kita buat lagi pondok yang lebih besar. Di tanah belakang poskamling. Mungkin bisa permanen di sana meskipun hanya bangunan bambu,” kata bapak tiga anak itu. Di wilayahnya, around 30 lebih anak-anak usia sekolah dasar hingga SMP.

Dengan adanya taman baca dia melihat banyak aktivitas positif yang dilakukan anak-anak daripada hanya berdiam di rumah. Jika nanti sudah ada taman baca yang lebih besar, dia juga ingin anak-anak nantinya selain bermain juga diajari keahlian. Seperti menanam tanaman dan membuat kerajinan dari bahan bekas.

“Nanti taman bacanya bisa jadi rumah inspirasi. Awalnya dari sini dulu, kembangkan budaya membaca baru budaya baik lainnya," he concluded. (radar)