The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Tak Boleh Klaim Kebenaran

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

soUlama (NOT) yang dikenal sebagai pengikut paham ahlussunnah wal jamaah diharapkan lebih memperdalam akidah yang dicetuskan Imam Abu Hasan Al Asy’ary. So that, mereka bisa menjalankan ajaran tersebut secara benar. Hal itu terungkap dalam seminar bertema melestarikan tradisi Aswaja di Indonesia. Acara yang diselenggarakan Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Glenmore itu menghadirkan narasumber Pimpinan Pusat Rabitoh Maahidil Islamiah (RMI) Jakarta, KH. Hudri Arif, dan Pengasuh Pesantren Bahrul Hidayah, West Parijatah Village, Srono . District, KH. Ali Maki Zaini.

Ra Hudri menuturkan, bicara tentang Aswaja sebenarnya bukan hanya persoalan fiqih melainkan tauhid dan tasawuf. "Besides that, lahirnya Aswaja sebagai sebuah paham atau aliran tidak berdiri sendiri, tapi ada latar belakang politik yang mendahuluinya,He said. Kiai asal Kecamatan Silo, Jember, itu juga menjelaskan, belakangan ini banyak kelompok Islam tertentu yang mengklaim dirinya paling benar di antara kelompok yang lain. Hal itu sering kali membuat hubungan antar umat Islam kurang harmonis.

“Mestinya tidak perlu mengklaim paling benar, karena kebenaran mutlak hanya milik Tuhan,” tandas Ra Hudri dalam acara yang dimoderatori Abdul Azis, kepala biro Radar Genteng Jawa Pos Radar Banyuwangi itu kemarin. Meanwhile, Gus Maki—sapaan akrab Ali Maki Zaini—menambahkan bahwa memahami Aswaja harus dilakukan secara menyeluruh, baik tauhid, fi qih maupun tasawuf-nya. Kalaupun banyak warga NU yang lebih tertarik mempelajari fiqih Aswaja, terutama Imam Syafi ’i, hal itu karena pembawa ajaran Islam di Indonesia pada zamannya dulu banyak yang bermazhab Syafi ’i. (radar)