The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Tanpa Digaji, 24 Jam Pantau Laut Untuk Nelayan Muncar

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

KANTOR Pokmaswas Rani itu menempati bangunan tak jauh dari tempat pelelangan ikan (TPI) Pantai Satelit, Hamlet Palurejo, Tembokrejo Village, Muncar District. Sekretariatnya itu berukuran tiga meter kali tiga meter dan berada persis di bibir pantai.

Di ruangan yang relatif kecil itu, ada sejumlah alat komunikasi mulai dari handy talki (HT), radio marine, dan satu unit perangkat komputer lengkap dengan mixer. Even, di tempat itu juga tersedia sebuah receiver prakiraan cuaca dan life jacket atau rompi pelampung. Pokmaswas Rani itu merupakan salah satu Pokmas yang berada di Kecamatan Muncar.

Terbentuknya Pokmaswas berawal dari keprihatinan nelayan di Pantai Satelit dengan adanya kecelakaan di laut yang kerap terjadi hingga jatuh korban jiwa. Berangkat dari keprihatinan itulah, sekelompok masyarakat nelayan yang tergabung dalam Pokmaswas mulai bergerak, salah satunya dengan menciptakan kondisi sekitar pelabuhan yang bersih, asri, and cold.

“Dulu di sekitar pelabuhan banyak sampah, seedy, dan kotor. Sekarang mulai berangsur baik dan bersih,said Tukimin, salah seorang pengurus Pokmaswas. Untuk menciptakan pelabuhan yang nyaman, seluruh elemen masyarakat di sekitar pesisir terlibat dalam berbagai kegiatan.

Mulai dari bersih-bersih sampah dan melakukan penanaman cemara udang di sekitar pelabuhan Satelit. Penanaman cemara udang di sekitar pelabuhan dan kawasan pesisir Pantai Sate lit itu, diharapkan akan mampu membuat suasana yang hijau, asri, and cold. So that, di bibir pantai tak lagi panas. Selain berfungsi untuk penghi jau an, penanaman cemara udang itu juga bagian sedekah oksigen.

"Forward, jika tanaman cemara udang sudah tumbuh besar, sekitar pelabuhan Satelit Muncar akan menjadi salah satu destinasi wisata di Muncar," he said.

Anggota Pokmaswas berjumlah 30 person. Every day, bergantian melakukan pemantauan dan penjagaan kawasan perairan sekitar Muncar, terutama yang berada di kawasan Pantai Satelit, Hamlet Palurejo, Tembokrejo Village, Muncar District.

Meski berjaga selama 24 jam non stop secara bergantian, para anggota Pokmaswas tersebut seolah tak kenal lelah. Pada ruang tiga meter kali tiga meter itu, tidak ada televisi, yang ada hanya alat komunikasi radio marine dan HT. “Kalau kesepian, untuk hiburan ya karaokean,” jelas Tukimin.

Para anggota Pokmaswas itu melakukan pengawasan dengan memantau pergerakan kapal-kapal nelayan serta kapal tangker yang melintas di sekitar perairan Muncar. Pemantauan kapal-kapal itu melalui satelit dengan terkoneksi jaringan internet.

Satu per satu kapal yang melintas akan terdeteksi, mulai dari nama kapal dan arah gerak kapal. Jika cuaca di samudera Hindia sedang buruk, biasanya kapal-kapal tangker yang akan melintas berhenti sejenak di sekitar perairan Muncar.

“Khusus untuk kapal tangker yang akan lego jangkar, ada koordinat tertentu yang tidak boleh lego jangkar karena ada saluran kabel bawah laut,” beber Tukimin. Therefore, melalui radio marine tersebut Pokmaswas melakukan kontak langsung dengan kapal yang berada di tengah laut, agar menghindari koordinat tertentu yang di bawahnya ada saluran kabel optik bawah laut.

Keberadaan radio marine tersebut, kata Tukimin juga sangat membantu aktivitas nelayan selama berada di tengah laut. Jika ada peristiwa sekecil apa pun pada kapal nelayan yang berada di tengah lautan, langsung mengirimkan kabar kepada petugas Pokmaswas yang berada di daratan.

“Misalnya ada kabar kapal tenggelam, langsung cepat terdeteksi dan segera kita meneruskan kepada petugas terkait untuk melakukan pertolongan,He said. Beberapa anggota Pokmaswas yang jaga, sudah dibekali dengan Surat Keterangan Kecakapan (SKK) 60 mil plus untuk nautika atau teknika. So that, jika sewaktu-waktu terjadi peristiwa kecelakaan laut yang butuh pertolongan, para anggota Pokmaswas bisa langsung mengemudi kapal.

“Kami masih belum memiliki kapal, jadi sementara jika ada peristiwa kita sampaikan kepada Satpolair, TNI AL, and BPBD,” ujar Darwin, 40, anggota Pokmaswas lainnya. Pokmaswas baru mendapatkan bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Banyuwangi sebuah alat receiver prakiraan cuaca.

Alat itu berupa pengeras suara yang menyiarkan secara langsung informasi prakiraan cuaca dari Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi yang disiarkan oleh BPBD Banyuwangi. Alat pengeras suara itu terpasang di pelabuhan perikanan Satelit, Brak Kalimoro, Muncar District; Pantai Cungkingan, Badean Village, District of Kabat, dan Pantai Grajagan, Purwoharjo District.

Melalui alat itu diharapkan para nelayan dapat mengetahui kabar mengenai prakiraan cuaca. The plan, informasi prakiraan cuaca itu akan disiarkan dua kali sehari, yakni pagi dan sore hari. (radar)