The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Tanpa Joki, Sampai Finis Hanya Andalkan Angin

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

beberapa-perahu-layar-mini-adu-kecepatan-di-pantai-dermaga-cinta-kelurahan-bulusan-kalipuro-kemarin

Serunya Lomba Perahu Layar Mini di Selat Bali

RATUSAN perahu layar mini berkumpul di Pantai Dermaga Cinta, Bulusan Village, Kalipuro Minggu (4/12), yesterday. Total ada sekitar 104 perahu layar mini. Tidak hanya dari Bulusan, perahu-perahu itu juga datang dari wilayah pesisir lainnya seperti dari Desa Ketapang, Kelurahan Tanjung, Bangsring hingga dari Gilimanuk, Pulau Bali.

Berkumpulnya ratusan perahu layar mini ini bukan untuk dipamerkan. Perahu kecil ukuran 1 meter itu akan diadu kecepatannya untuk menjadi yang terbaik. Saat beradu kecepatan tanpa digawangi oleh joki. Perahu-perahu ini dilepas begitu saja tanpa joki dan hanya mengandalkan kecepatan angin.

Teknis lomba adalah si pemilik perahu terlebih dahulu membawa perahu layarnya ke tengah laut dengan jarak 100 meters from the beach. Jarak 100 meter dari bibir pantai itu adalah garis start. Sementara garis finis berada di bibir pantai.

”Pemenang adalah perahu yang bisa melewati garis finis yang kita buat seperti gawang. Perahu yang masuk ke dalam gawang adalah pemenangnya,” kata Sujarno, panitia balap perahu. Nah, agar perahu layar mini tanpa awak ini bisa masuk ke dalam gawang, pemilik perahu harus pandai-pandai membaca arah angin yang berembus. Setir perahu juga harus disesuaikan dengan angin agar laju perahu bisa menuju garis gawang yang telah ditentukan.

”Kecerdasan pemilik perahu dipertaruhkan di dalam lomba ini. Pemilik harus pandai membaca arah angin agar laju perahu nanti sesuai dengan yang diinginkan,” jelas Sujarno. Tentu tidak sembarang orang bisa untuk melakukan hal ini. Butuh keahlian khusus untuk membaca arah angin dan menyesuaikan laju perahu.

However, hal ini tampaknya merupakan suatu hal yang mudah bagi seluruh peserta. Karena peserta dari balap perahu layar mini ini adalah seorang nelayan. Sujarno menambahkan, balap perahu layar mini sudah ada sejak tahun 1998 ago.

Awal diadakannya lomba balap perahu mini tidak lepas dari kebiasaan warga Kelurahan Bulusan yang kerap membuat perahu layar mini untuk hadiah bagi anak- his son. Semakin tahun, perahu layar mini di Kelurahan Bulusan semakin banyak jumlahnya.

Karena semakin banyak yang memiliki, akhirnya perahu-perahu hadiah dari orang tua ini mulai diadu di laut oleh anak-anak. The longer, balapan perahu layar mini tambah bergengsi. Yang awalnya perahu layar mini lebih difungsikan sebagai pajangan saja, namun saat ini perahu layar mini lebih digunakan sebagai perahu balap.

Nah, melihat banyaknya antusias dari anak-anak ini, akhirnya orang tua di sana berinisiatif agar perahu layar mini ini benar-benar dilombakan. Dengan aturan main yang telah ditentukan, balapan perahu layar ini akhirnya digelar pada tahun 1998 untuk memeriahkan Petik Laut Rebo Pungkasan.

Selain untuk memeriahkan Petik Laut Rebo Pungkasan, balap perahu layar mini ini ternyata juga rutin digelar oleh warga Bulusan dua minggu sekali. Tujuannya selain untuk mengisi kesibukan juga untuk mempererat silaturahmi bagi sesama nelayan baik diBulusan maupun nelayan yang ada di wilayah pesisir lainnya.

”Selain perahu layar besar, lomba balap layar mini sekarang juga bergengsi lho. Peserta sudah mencapai 104 person,” jelas Sujarno. sadly, dalam balap perahu yang digelar Minggu (4/12), kemarin cuaca kembali kurang bersahabat. Perlombaan yang digelar pun tidak sampai selesai hingga babak final. Hujan lebat yang melanda memaksa pihak panitia untuk menunda kelanjutan lomba hingga Minggu depan.

”Hujannya lebat sekali, kita tunda sampai minggu depan. Kita pilih hari Minggu pelaksanaannya karena mayoritas nelayan sedang tidak bekerja," he explained. Perahu layar mini yang digu- nakan untuk balapan ini adalah perahu hasil karya dari nelayan itu sendiri.

Dengan peralatan serba manual, hampir seluruh nelayan Bulusan bisa membuat perahu layar mini ini. Kayu yang dipilih untuk bodi perahu juga bukan sembarangan. Ada kayu waru, ada juga kayu sengon. Dua kayu ini banyak dipilih warga untuk dijadikan perahu selain kuat, juga mudah untuk dibentuk.

”Ukurannya hanya 1 meter. Katirnya dari bambu, layarnya ada yang dari kain ada juga dari plastik. Dalam lomba nanti, kami juga akan tentukan perahu tercantik untuk menjadi juara favorit," he concluded. (radar)