BANYUWANGI – Musim kemarau panjang diprediksi akan berlangsung lama. Memasuki bulan Agustus ini, intensitas hujan yang terjadi lebih jarang lagi dibandingkan bulan sebelumnya. In fact, bulan Agustus ini
merupakan puncak musim kemarau panjang tersebut.
Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi dengan musim kemarau panjang tersebut, pihaknya menetapkan status keadaan darurat kekeringan di 9 districts, yakni kecamatan mengklaim 9 Tegaldlimo . District, Tegalsari, Purwoharjo, Muncar, Sanggar, Gambiran, Bangorejo District, Kalipuro, and Wongsorejo.
From 9 kecamatan tersebut, BPBD mengklaim desa yang berpotensi terkena dampak kekeringan sebanyak 28 village. Prakirawan Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) Banyuwangi, Anjar Triono Hadi mengatakan, kemarau panjang itu adalah fenomena global.
According to him, kemarau panjang itu hampir terjadi di seluruh Indonesia. Memasuki Agustussaat ini, kemarau akan semakin terasa dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. ”Agustus ini akan lebih kering karena akhir Agustus adalah puncak kemarau ini,” kata Anjar.
Even though it's the dry season, tapi pihak BMKG memprediksi potensi timbulnya hujan di Banyuwangi masih berpeluang. However, hal tersebut tergantung topografi wilayah di Banyuwangi. Jika topografi daerah di Banyuwangi lebih tinggi, maka peluang terjadinya hujan masih besar.
”Kalau di daerah pesisir sangat kecil peluang terjadinya hujan. Oktober kami prediksi kemarau akan berakhir,” tambah Anjar. Meanwhile, sejak beberapa hari lalu aktivitas gelombang di Laut Selatan mengalami peningkatan cukup signifikan.
Even, tinggi gelombang mencapai 3-4 meter. Pihak BMKG juga mengimbau masyarakat nelayan, khususnya nelayan Laut Selatan, agar mewaspadai hal itu. Because, tinggi gelombang yang terjadi beberapa hari ke depan masih cukup tinggi. ”Gelombang tinggi itu terpantau masih terjadi dua sampai tiga hari ke depan," he concluded. (radar)
