The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Aksi Mogok Makan Tolak Tumpang Pitu Makan Korban

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Katimin-dibopong-teman-temannya-untuk-selanjutnya-dilarikan-ke-RS-Fatimah,-yesterday afternoon.

BANYUWANGI – Aksi mogok makan belasan warga untuk menolak penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu, Sumberagung Village, Kecamatan Pesanggaran, sejak Rabu siang (16/3) mulai memakan “korban”.

Yesterday (18/3) satu peserta aksi dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Fatimah lantaran kondisi kesehatannya drop. Peserta mogok makan yang “tumbang” adalah Katimin warga Dusun Pancer, Desa Sumbergaung, Violation. old man 60 tahun itu masih menjalani perawatan di RS Fatimah karena mengalami dehidrasi.

Yang mengenaskan, ketika kondisinya drop, bukan ambulans yang membawa Katimin ke RS Fatimah. Teman-temannya terpaksa mencegat angkutan kota yang melintas di depan kantor pemkab. As reported, para peserta mogok makan asal kawasan sekitar Gunung Tumpang Pitu tersebut melakukan aksinya di depan kantor Pemkab Banyuwangi.

Mereka mengaku akan meneruskan aksi mogok makan sampai Bupati Abdullah Azwar Anas mencabut izin penambangan emas yang dikelola PT. Success Earth (BSI) the. Aksi yang dilakukan sejumlah warga asal Desa Sumberagung tersebut disayangkan para anggota DPRD asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Dipimpin langsung Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP yang sekaligus Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara, para wakil rakyat tersebut mengunjungi peserta mogok makan, termasuk satu korban yang dirawat di RS.

Made mengatakan, pihaknya mengunjungi peserta mogok makan itu bukan dalam rangka mendukung atau menolak aksi tersebut. Otherwise, kunjungan dilakukan berdasar sisi kemanusiaan. “Ini sebagai sisi kemanusiaan, bukan dalam konteks mendukung atau menolak aksi tersebut," he said.

Nevertheless, Made berharap para peserta mogok makan melakukan cara lain dalam menyuarakan aspirasinya. Especially, pihak yang menolak penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu telah melayangkan gugatan perwakilan (class action) ke pengadilan.

“Apabila ada sebagian masyarakat yang menganggap sebagian proses perizinan tambang emas itu tidak tepat, silakan digugat. Itulah salah satu pintu masuk untuk menutup tambang," he said. It is just, menurut Made, berdasar pengamatan Fraksi PDIP, proses perizinan tambang emas yang digadang-gadang menjadi yang terbesar kedua di tanah air setelah Freeport tersebut sudah klir.

“Tetapi menghargai warga yang menolak tambang emas tersebut melakukan gugatan,” cetus politikus asal Desa Ketapang, Kalipuro District, the. Made added, Banyuwangi DPRD, khususnya Komisi IV telah mengagendakan rapat dengar pendapat (hearing) dengan mengundang pihak BSI dan instansi terkait.

Pada pertemuan yang direncanakan berlangsung 30 Maret mendatang, dewan akan mempertemukan warga dengan pihak terkait untuk membahas detail proses perizinan tambang emas di Gung Tumpang Pitu. Ditanya tentang keinginan peserta mogok makan agar Bupati Abdullah Azwar Anas menemui mereka, Made berharap bupati bersedia menemui.

“Ini bentuk komunikasi dengan seluruh masyarakat, baik yang mendukung maupun yang menolak. Karena pihak yang menolak pun merupakan warga Banyuwangi yang perlu didengar aspirasinya. Bukan persoalan menolak atau mendukung,” he said.

Meanwhile, salah satu peserta mogok makan, Paimun, mengatakan aksi tersebut dilakukan agar tambang emas di Gunung Tumpang Pitu ditutup. “Gugatan (di pengadilan) tidak cukup. Kami ingin Pak Bupati menemui kami dan menutup tambang emas tersebut," he said. (radar)