The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Baznas Helps Leprosy Sufferers

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

GAMBIRAN-Badan amil zakat nasional (Baznas) Banyuwangi menyalurkan bantuan ke Mohadi, 65, warga miskin yang menderita lepra asal Kampung Sumbermulyo, RT 2, RW 7, Dusun Stembel, Desa/Kecamatan Gambiran kemarin (30/1).

Bantuan itu diserahkan langsung oleh Ketua Baznas, Samsudin Adlawi, bersama komisioner lainnya. Juga ikut dalam rombongan Ketua Tim Penggerak PKK Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani; Head of Social Service, Peni Handayani, ketua IDI Banyuwangi, dr. Yos Herman, dan Forpimka Gambiran.

Mohadi yang mendapat bantuan itu, selama ini hanya tinggal sendirian di rumahnya yang sederhana. Kakek itu kondisinya mengenaskan karena kakinya mengalami infeksi yang cukup serius. Selain menyerahkan bantuan, rombongan Baznas juga memotivasi untuk lebih bersemangat dan menjaga kesehatan.

“Monggo Pak, ini nanti buat beli lemuru (lauk),” ucap ketua Baznas Banyuwangi, Samsudin Adlawi. Ketua Tim Penggerak PKK Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, berharap ke depan pemerintah bisa lebih meningkatkan soal kesehatan masyarakat.

“Pemerintah meningkatkan program kesehatan, masyarakat juga lebih peduli kesehatan,he explained. Dia juga berharap pihak kesehatan bisa merangkul semua pihak, termasuk PKK agar memudahkan sosialisasi kesehatan. So that,warga bisa mengetahui gejala dan melakukan perawatan secara mandiri.

“Butuh sosialisasi tentang penyakit," he said. Mohadi menyampaikan kalau saat ini untuk memenuhi ke butuhkan sehari-hari, dia hanya bisa mengandalkan uluran tangan dari kerabat. “Sekarang dapat beras ya dari dulure (brother),he explained.

Sejak menderita sakit lepra dan kakinya mengalami infeksi hingga terjadi pembengkakan, dia mengaku tidak bisa bekerja secara normal. “Ini sudah lama (menderita lepra), sampai saya lupa kapan mulainya,he explained.

Salah satu dokter dari Puskesmas Yosomulyo, dr. Rohmah El Yunusiah, mengungkapkan pada 2015 sudah melakukan perawatan rutinsetiap minggu. Sejak awal, Mohadi memang takut untuk diobati. Besides that, infeksi itu karena lingkungan yang kurang bersih. Pasien sendiri takut diobati, tidak ada yang merawat, istrinya tidak ada,he explained. (radar)