The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Cara Pengkolan Community Menggugah Pola Hidup Bersih Warga Kampung Mandar

Empat anggota Pengkolan Community memungut sampah di Lingkungan Krobokan, Village of Mandar, Banyuwangi District.
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Empat anggota Pengkolan Community memungut sampah di Lingkungan Krobokan, Village of Mandar, Banyuwangi District.

Asal Ada Segitiga Hijau, Boleh Buang Sampah di Tepi Jalan

Yang muda yang memberi solusi. Itulah gambaran sepak terjang para muda Kelurahan Kampung Mandar, Banyuwangi District. Para pemuda yang tergabung dalam Pengkolan Community ini telah berbuat nyata mengatasi problem sampah.

SIGIT HARIYADI, Banyuwangi

SUDAH setahun terakhir, banyak warga Kelurahan Kampung Mandar, Banyuwangi District, yang kesulitan membuang sampah di tempat yang semestinya. as a result, sebagian warga memilih membakar limbah rumah tangganya. Sedangkan sebagian yang lain terpaksa membuang sampah ke sungai.

Bukannya bersikap acuh tak acuh terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan. Tindakan membakar sampah atau membuang sampah ke sungai itu semata-mata mereka lakukan karena terpaksa. Pemicunya adalah ketiadaan petugas pengangkut sampah di wilayah kelurahan yang satu ini.

Fenomena itu membuat para pemuda yang tergabung dalam Pengkolan Community tergerak. Tanpa sibuk mencari “kambing hitamuntuk dituding sebagai biang kesalahan. Tidak pula sekadar menunggu uluran tangan pemerintah. Mereka langsung action memungut dan mengangkut sampah- sampah rumah tangga di wilayah Kelurahan Kampung Mandar.

Cara yang mereka lakukan cukup unik. Berbekal cat, para anggota Komunitas Pengkolan alias Pengkolan Community tersebut membuat tanda segitiga hijau di tepi jalan Kelurahan Kampung Mandar. Segitiga hijau itu dibuat sebagai tanda titik kumpul sampah.

Yes, setiap sore ada beberapa personel Pengkolan Community yang berkeliling ke seluruh penjuru kampung dengan sepeda motor niaga beroda tiga. Seperti yang mereka lakukan jumat Sore (15/9). at that time, gerakan memungut dan mengangkut sampah itu dilakukan oleh empat anggota komunitas tersebut. Mereka adalah Siswanto, Hilma, Dwi Harsono, dan Dio Mafirungkas.

Siswanto bertugas menyampaikan pengumuman kepada warga untuk segera mengumpulkan sampah di segitiga hijau. Pengumuman itu disampaikan dengan memanfaatkan megaphone. “Mari warga Kampung Mandar yang kami cintai. Silakan buang sampah di tepi jalan. Di segitiga hijau. Kami siap mengambil sampah Anda,” serunya.

Meanwhile, Hilman bertugas mengemudikan sepeda motor. Sedangkan Dwi dan Dio berduet memungut sampah yang terkumpul di setiap segitiga hijau untuk dimasukkan ke bak sepeda motor niaga tersebut.

Great, gerakan mengambil dan mengangkut sampah itu mereka lakukan secara cuma-cuma. Mereka tidak menarik iuran kepada warga setempat.

Great again, gerakan itu mereka lakukan dengan dana swadaya. Para anggota komunitas urunan untuk membeli bahan bakar sepeda motor. Not only that, mereka juga membeli kantong plastik guna dibagikan kepada warga yang membutuhkan untuk wadah sampah. “Kami urunan. Hasilnya untuk beli bensin dan membeli kresek,” ujar Siswanto.

However, mereka tidak menampik ada bantuan pihak lain yang mendukung inisiatif pemuda melakukan gerakan kebersihan. “Sepeda motor ini sumbangan dari pihak Pelindo,” kata Hilmi.

Setelah gerakan memungut dan mengangkut sampah tersebut berjalan sejak sekitar sepuluh hari terakhir, para personel Pengkolan Community ingin merealisasikan satu cita-cita yang lain.

Mereka ingin ke depan warga setempat membudidayakan ikan, misalnya lele, di pelataran rumah masing-masing. Pakan itu bisa memanfaatkan sampah organik, seperti sisa sayur dan lain-lain. “So, warga bisa memilah sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organiknya bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan,” imbuh Hilmi.

Hilmi mengaku, dia bersama rekan-rekannya sesama anggota Pengkolan Community telah mengawali gerakan budi daya ikan tersebut. He hopes, langkah tersebut diikuti oleh warga yang lain.

Meanwhile, langkah yang dilakukan anak-anak muda Kampung Mandar tersebut disambut suka cita warga setempat. Salah satunya Niswati. He confessed, sejak sekitar tiga tahun terakhir tidak ada petugas pemungut sampah yang bertugas di kawasan tempat tinggalnya. “Tentu saja kami kerepotan membuang sampah. Finally, kami terpaksa membuang sampah di sungai,"Account".

But now, dia bersyukur anak-anak muda Kampung Mandar tergerak mengambil sampah warga setempat untuk diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS). “Saya sangat terbantu. Especially, kami tidak dipungut iuran,” added.

Hal senada dilontarkan Wasila, warga Kampung Mandar. according to her, langkah anak-anak muda di kampungnya itu telah membuat lingkungan sekitar menjadi lebih bersih. “Selama ini warga memusnahkan sampah dengan cara dibakar. Ada pula warga yang membuang sampah ke sungai. But now, itu tidak perlu kami lakukan,” he concluded. (radar)