The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Explore Regional Tourism Policy, Defense University Conducts Research in Banyuwangi

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

ID TEXT – Kemajuan Pariwisata di Kabupaten Banyuwangi tidak hanya menarik kedatangan wisatawan, namun juga para akedemisi dari sejumlah universitas. Salah satunya akedemisi Universitas Pertahanan yang akan meneliti upaya percepatan pariwisata Kabupaten Banyuwangi.

Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana TNI (Purn) Prof. Marsetio mengatakan, Banyuwangi merupakan daerah yang mengalami kemajuan pesat di berbagai bidang, termasuk salah satunya pariwisata. Karena itu pihaknya ingin mendalami tentang bagaimana upaya-upaya daerah mewujudkan kemajuan tersebut.

“Salah satu alasan kami melakukan penelitian di Banyuwangi karena kami nilai Banyuwangi merupakan daerah yang memiliki kebijakan yang cukup baik terkait pariwisata,” ujar Laksamana TNI (Purn) Marsetio saat bertemu dengan Bupati Ipuk Fiestiandani di Lounge Pelayanan Publik, Banyuwangi Regent Office.

Salah satu tim dosen peneliti Unhan Dr. Bayu Asih Yulianto yang turut dalam rombongan menambahkan, selain mendalami implementasi kebijakan pariwisata Banyuwangi, Unhan juga akan memberikan sejumlah rekomendasi untuk pengembangan pariwisata Banyuwangi.

“Salah satunya kami akan melakukan kajian pengembangan wisata bahari di Banyuwangi dengan mempertimbangkan potensi wisatawan yang berasal dari Bali. Analisis dilakukan terhadap kemungkinan integrasi paket wisata Banyuwangi dan Bali Barat demi peningkatan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi,” he added.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasihnya pada tim peneliti Unhan atas pemilihan Banyuwangi sebagai lokasi riset terkait pariwisata. Ipuk mengatakan jika pariwisata memang sengaja dipilih oleh Banyuwangi sebagai lokomotif untuk mewujudkan kesejahteraan di Banyuwangi. Because, sifat pariwisata yang multiplier effect, pariwisata akan mendorong berbagai sektor untuk tumbuh bersama.

"This tourism policy is a source for development in Banyuwangi. Where, not only the Department of Tourism who take care of it. But, all SKPD also take part in making this happen," said Ipuk.

Dengan kebijakan tersebut, continued Ipuk, then the growth of tourism in Banyuwangi can be achieved quite well. "Tourism growth is positively correlated with increased welfare and reduced poverty rates,” he said.

Ipuk lalu mencontohkan bagaimana Banyuwangi konsisten melarang berdirinya hotel melati baru, on the grounds of protecting the people's business climate. This policy affirms the growth of homestays in villages managed by residents.

“That way, slowly the economy in the region began to stretch. Banyuwangi tourist visits from year 2010 around 670 thousand, now continues to rise sharply. Even in years 2018 and 2019 was recorded 5 million tourists on vacation to Banyuwangi. The per capita income of the people of Banyuwangi at the beginning of the year 2010 Rp 20,86 million per year now (2023) to Rp 53,87 million per year," explained Ipuk

"And this also has an impact on reducing poverty in Banyuwangi. When in the year 2010 recorded 11,25 percent, now the poverty rate of Banyuwangi 7,34 percent (2023). Ini adalah terendah dalam sejarah Banyuwangi,” he added. (*)

source