The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Dawet Bunga Mawar, Inovasi Baru Hidangan Ramadan

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Berawal dari Niat Membuat Minyak Atsiri

SEBELUM berinovasi membuat dawet yang berasal dari sari bunga mawar, Tri Kribiantara, 39, sang pencetus ide, sebelumnya ingin membuat minyak atsiri dari bunga mawar. Dengan memanfaatkan lahan kosong di belakang rumahnya seluas 250 square meter, dia pun menanam bunga mawar kuno.

But, ternyata membuat minyak atsiri tidak semudah bayangannya. Menurut salah seorang temannya, untuk dapat membuat minyak atsiri diperlukan bunga mawar dengan usia minimal lima tahun. Jika tetap menggunakan mawar berusia muda, pengolahannya harus menggunakan alat pengolah seharga Rp 75 million per unit.

Menyadari kebun mawarnya tidak bisa memenuhi keinginannya membuat minyak atsiri, Tri pun sedikit ogah-ogahan. Bunga-bunga mawar yang ditanam itu dia jual dengan harga yang murah kepada penjual bunga di pasar. Sampai kemudian pria yang bertempat tinggal di Jalan Letkol Istiqlah itu menonton sebuah acara televisi.

Pada acara tersebut ada seorang anak yang sangat sulit disuruh makan ikan laut. Kemudian sang ibu mengolah ikan tersebut sampai-sampai bisa dijadikan dawet dan disukai anaknya. Setelah melihat acara tersebut, Tri pun terpikirkan memanfaatkan bunga mawar yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

Next, dia pun bereksperimen membuat bunga mawar menjadi kuliner yang mudah dihidangkan dan dinikmati. Added more, Tri menemukan literatur mengenai manfaat bunga mawar yang cukup baik untuk kesehatan. Seperti antioksidan, antibiotik, dan vitamin C, serta anti stres, dari aroma terapi yang dikeluarkan bunga mawar.

“Saya mencoba beberapa kali dulu. Selain untuk menentukan rasa yang pas, saya juga menjaga supaya khasiat bunga mawar tidak hilang, jadi yang membeli menemukan manfaatnya,” ungkap Tri. Untuk mempersiapkan dawet kreasinya itu, Tri harus bangun pagi-pagi untuk memotongi bunga mawar yang baru merekah.

Then, Tri menunjukkan kelopak-kelopak bunga yang sudah dilepaskan dari bonggolnya dan direndam di dalam air sampai siang hari. Baru setelah itu bunga diblender sampai didapati air dan ampas bunga terpisah. Sari mawar itu kemudian dicampur bahan lain, seperti garam dan tepung maezena, untuk membuat dawet seperti umumnya.

Setelah jadi, dawet itu ditaruh kembali bersama air yang sebelumnya dibuat merendam bungamawar supaya aroma dari bunga tersebut tidak hilang. “Setelah itu prosesnya sama seperti dawet umumnya, dicampur gula merah atau sirup dan santen kemudian dicampur es sesuai selera” ungkapnya.

Supaya mempermudah selera pelanggan, Tri membuat level untuk dawet buatannya itu. Ada kategori level 1 up to you 10. Semakin tinggi levelnya semakin pekat rasa mawarnya. Tetapi yang dijual oleh Tri sendiri adalah dawet dengan level 8 until 9.

“Di level itu, rasanya cukup pas, tidak terlalu kental juga tidak terlalu hambar. Jika pembeli mau bisa memesan khusus dengan tingkat kekentalan yang berbeda,” kata Tri sambil menunjukkan dawet buatannya. During the fasting month, Tri pun berhasil memperkenalkan makanan buatannya tersebut kepada masyarakat Banyuwangi.

Meskipun belum terlalu heboh, Tri setidaknya berhasil menjual 15 until 20 cup dawet mawar buatannya. Besides that, kata Tri, masyarakat juga bisa menikmati kudapan herbal untuk kesehatan selama bulan suci Ramadan ini. Meskipun banyak jenis bunga yang ditanamnya, Tri belum ingin mengembangkan dawet berbahan bunga selain mawar.

According to him, selain sulit, tidak ada bunga yang memiliki kandungan sebaik mawar. Selain itu fokusnya tetap kepada tujuan awal, yaitu membuat minyak atsiri yang bernilai ekonomis tinggi. Akan tetapi jika ternyata masyarakat banyak yang menyukai dawet buatannya, mungkin Tri berpikir akan mengembangkan lebih lanjut dawet mawar buatannya.

“Saya menanam bunga kantil dan kenanga, tapi belum layak dikonsumsi. Saya berharap banyak masyarakat yang menciptakan usaha semacam yang saya buat. Itung-itung untuk menggerakkan ekonomi,'' he said. (radar)