The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Dicerai Suami, Ditolak Anak

MERANA: Sukesi, 65, di rumah Endang Supiyati, di Dusun Pasar, Desa Sumber Arum, Songgon District, yesterday.
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
MERANA: Sukesi, 65, di rumah Endang Supiyati, di Dusun Pasar, Desa Sumber Arum, Songgon District, yesterday.

BANYUWANGI– Kenyataan pahit dialami Sukesi, 65, warga asal Desa Undaan Wetan, Kecamatan Turen, Poor, this. How not, di usianya yang semakin senja, janda tersebut ditelantarkan anaknya. Now, dia terpaksa menumpang di rumah orang lain di Dusun Pasar, Desa Sumber Arum, Songgon District, Banyuwangi.

The story, puluhan tahun silam perempuan tersebut pernah dicerai suaminya. Then, sang suami menikah lagi dengan perempuan lain. even though, kala itu pasangan tersebut baru saja mendapat momongan. ’’Waktu saya ditinggal suami. Anak saya baru berumur dua tahun,'' he said. Selain ditinggal sendiri, putranya yang bernama Ngatiran itu juga dibawa sekalian.

The reason, saat itu ekonomi sang suami lebih baik dan masa depan sang anak lebih men-janjikan. ‘’Anak saya dibawa ke Banyuwangi. Saya tetap di Malang ikut orang tua saya,'' He said. Meski sang anak dirawat mantan suaminya, namun Sukesi mengaku sering mengirim uang. Hal tersebut demi membantu mencukupi kebutuhan anaknya.

However, kemudian kiriman rutin itu diminta dihentikan oleh sang suami. ’’Saya gak boleh lagi ngirim. Katanya sudah cukup,'' he recalled. In short, kini anaknya sudah menjadi orang berpendidikan dan menjadi salah seorang kepala sekolah. However, keinginan untuk ikut anaknya tersebut di Desa Barurejo, Kecamatan Silir Agung, ditolak mentah-mentah oleh sang anak. ’’Saya ditolak itu tanggal 3 November 2011 then.

Saya gak boleh tinggal di sana. Saya diusir,'' he explained. even though, dirinya sudah tidak punya apa-apa lagi. Rumah di Malang pun sudah dijual. Orang tuanya juga sudah meninggal. Harapan satu-satunya adalah ikut putra tunggalnya itu. ’’Cuma satu harapan saya, mumpung masih ada umur, saya ingin bersanding dengan anak dan cucu-cucu saya,'' he said, dengan mata berkaca-kaca.

After that, dirinya pergi ke rumah salah satu saudara di Dusun Pertapan, Sragi Desa Village, Songgon District. Tak berapa lama kemudian, ada riak-riak kecil terdengar di telinganya. ’’Saya menangis di sawah. Lalu ada orang tanya saya. Baru saya cerita dan akhirnya tinggal di ibu ini (Endang Supiyati, Red),’’ paparnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. (radar)