The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Guarded by Kebo-Keboan, Visitors Struggle for Dewi Sri's Rice Seeds

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

puluhan-warga-berebut-benih-padi-yang-dinilai-bertuah-dan-dipercaya-dapat-mengusir-hama-penyakit-serta-melimpahkan-hasil-panen-dalam-ritual-adat-kebo-keboan-kemarin

WARGA meyakini benih padi yang diperoleh dalam upacara adat itu dapat membawa berkah. Especially, benih padi itu dicampur dengan benih padi lainnya saat akan tabur benih. “Wejangan dari para sesepuh dulu, benih padi bisa meningkatkan produktivitas hasil panen,” ujar Suryono, 45, salah seorang pengunjung asal Desa/Kecamatan Singojuruh yang basah kuyup belepotan lumpur.

Benih padi yang diperoleh dengan susah payah karena dijaga oleh kebo-keboan itu, juga mampu menjadi tolak-balak dan mengusir hama wereng dan jenis gangguan tanaman di persawahan. “Tentu atas ridlo Allah SWT,he explained.

Ritual adat yang digelar rutin setiap Muharram (Syuro) itu selalu dipenuhi ribuan masyarakat yang ingin menyaksikan secara langsung. Para pengunjung itu, tidak hanya dari daerah di Kabupaten Banyuwangi saja, tapi juga dari pelosok nusantara dan luar negeri.

Mereka sudah berdatangan di lokasi sejak pukul 07.00. even though, acara itu dimulai sekitar pukul 10.30. Panitia sebenarnya akan memulai pukul 09.00, tapi karena harus menunggu Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, ritual ini akhirnya molor.

Meski harus menunggu lama di bawah terik matahari yang panas, masyarakat tetap antusias menyaksikan ritual adat tersebut. Para pengunjung mengaku puas bisa melihat acara adat itu. It is just, mereka mengeluhkan banyaknya pungutan yang dilakukan oleh panitia penyelenggara. Para pengunjung tidak hanya diwajibkan membayar parkir kendaraan, tapi juga harus membeli tiket masuk.

“Kami menyadari kalau hanya untuk parkir, tapi kalau ada tiket masuk sama saja panitia cari untung,” keluh Hariawan, 34, pengunjung asal Desa Sembulung, Cluring District. Especially, terang Hariawan, ritual Kebo-keboan itu merupakan salah satu agenda Banyuwangi Festival (B-Fest). should be, panitia penyelenggara tidak terlalu banyak mebbebankan pungutan atau tarikan pada pengunjung.

“Ini kan ritual tahunan dan agenda Banyuwangi Festival," he said. Yang memalukan lagi, light him, meski sudah banyak tarikan, ternyata kegiatannya juga tidak aman. The proof, selama kegiatan itu digelar banyak pengunjung yang kehilangan dompet dan hand phone (HP).

“Dompet dan HP saya hilang di dalam tas,” ujar Aria Niken, 19, salah seorang pengunjung asal Kabat. Banyuwangi Regent, Abdullah Azwar Anas, dalam acara itu mengatakan kegiatan masyarakat dalam mengisi tahun baru Islam sangat positif. Tidak hanya Festival Kebo-keboan, akan tetapi juga ada Festival Hadrah yang dilaksanakan oleh lingkungan masyarakat.

“Dari waktu ke waktu sudah sangat luar biasa, kita terus melakukan penyempurnaan untuk meningkatkan kualitas. Even, saya juga langsung menggelar rapat evaluasi dengan semua tokoh adat. Harapan saya, tahun depan akan lebih baik lagi,said Regent Anas. (radar)