The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Dimediasi, Ortu Ridho Tak Puas

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Kasus Cumit Masal Teman Sekelas Berakhir Damai

BANYUWANGI – Kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Ridho Aji Pramudya, 15, siswa kelas X Jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) Vocational High School 1 Glagah akhirnya dituntaskan dengan penandatanganan perdamaian antara orang tua siswa dan pihak sekolah, yesterday.

Bertempat di Ponpes Muhamamd Cengho, Kelurahan Sumberejo, kedua belah pihak dimediasi oleh sang pengasuh Ponpes, Ahmad Wahyudi. Berdasarkan keterangan dari Anita Ratna Sari, ibunda Ridho, dirinya sempat dibujuk sampai tiga kali sebelum mau menandatangani perjanjian damai dan bersedia mencabut laporan ke polisi. Because, dia mengaku belum rela peristiwa yang menimpa anaknya hanya disikapi dengan permohonan maaf.

Sampai akhirnya Anita luluh karena sang pengasuh Ponpes Muhamamd Cengho yang akan menjamin kesepakatan di dalam mediasi tersebut. Mediasi diikuti Kepala SMKN 1 Glagah, guru matematika SMKN 1 Glagah, serta beberapa guru dan wakil kepala sekolah.

Usai menandatangani surat penjanjian damai itu, awalnya Anita sempat merasa tenang. Begitu dibawa ke kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Banyuwangi, Anita mengaku kembali merasa jengkel. Because, jawaban dari Cabang Dispendik Jatim dianggap tidak memberikan solusi dan malah menyalahkan dirinya.

“Saya merasa disepelekan, apa karena saya orang kecil. Tapi saya sudah terlanjur mencabut laporan, padahal kalau saya teruskan ini masuk pidana. Sekolah menawarkan pindah jurusan, tapi masih saya pikir ulang,” terang Anita. Kepala SMKN 1 Glagah Bekti Afianto yang ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi di kantor Dispendik, tidak terlalu banyak berkomentar. Dia hanya menyampaikan jika masalah sudah usai dan sekolah sudah berdamai dengan orang tua siswa.

“Kita berikan solusi pindah jurusan, untuk guru yang dilaporkan juga akan kami tindak sesui dengan prosedur kami. Intinya sudah selesai masalahnya,” kata Bekti. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Banyuwangi, Istu Handono menambahkan, pihaknya sudah berupaya melakukan yang terbaik untuk menuntaskan masalah ini. Termasuk meminta guru dan perwakilan sekolah menemui keluarga siswa agar permasalahan tidak berlarut-larut.

Istu mengaku memperoleh laporan yang versinya berbeda dengan apa yang disampaikan oleh orang tua siswa di media masa. Definite, masalah tersebut sudah tuntas meski saat dibawa ke kantornya orang tua siswa masih tampak belum puas dengan tindakan yang diambil instansinya.

“Kita sesuai prosedur saja. Kita sudah tegur dari awal kepada gurunya, kemudian setelah surat perjanjian ini guru juga akan kami bina. Sama seperti ketika siswa bermasalah, kan tidak serta-merta kita keluarkan. Tapi kita bina dulu,” tegas mantan Kepala SMAN 1 That Banyuwangi.

Istu meminta kepala Kepala SMKN 1 Glagah untuk bisa melakukan tindakan preventif agar tidak ada lagi peristiwa semacam ini. Bagaimana pun juga, program pemerintah saat ini terutama untuk program daerah untuk pendidikan mengedepankan welas asih.

“Tanpa diperingatkan terlalu keras sebenarnya ini sudah menjadi hukuman tersendiri bagi guru yang bersangkutan. Dinas dalam hal ini hanya membina, bukan memberikan hukuman yang keras," he concluded. Previously reported, peristiwa kekerasan terjadi di jurusan pelayaran SMKN 1 Glagah, Last Thursday (26/1). Ridho Aji Pramudya, siswa kelas X jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) campus 2 Vocational High School 1 Glagah, mengaku dicubit keroyokan oleh teman sekelasnya.

The irony, aksi ‘’pencubitan’’ masal yang mengaki batkan bekas lebam di dada siswa itu diduga dilakukan atas perintah oknum guru. Akibat aksi cubit masal itu, siswa asal Desa Gambiran, Kecamatan Gambiran itu melapor ke Polres Banyuwangi kemarin.

Dia lapor didampingi kedua orang tuanya terkait beberapa bekas cubitan yang diterimanya.Saat wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi menemui Ridho bersama orang tuanya, pasangan Kristriyanto dan Anita Ratna Sari di SMKN 1 Glagah siang kemarin, siswa berpotongan cepak itu tampak cukup serius menceri takan peristiwa yang menimpa dirinya.

Ridho mengaku kesal karena peristiwa ini sudah terjadi dua kali. Anak dari pasangan Kristri yanto dan Anita Ratna Sari itu menceritakan, bahwa pengeroyokan itu berawal saat dirinya berbicara dengan temannya di tengah pelajaran matematika berlangsung Rabu lalu (25/1). (radar)