The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Meeting Genderuwo Is Usual, Afraid to meet a thief

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

pengawasSIANG itu jarum arloji saya masih menunjuk pukul 13.00. Mendung hitam menggelayut dilangit hingga cuaca seperti gelap. Tidak lama rintik hujan mulai turun, dan saya langsung tancap gas menaiki perbukitan, membelah hutan, dan kebun tebu.

Saya mencoba bertahan sambil menambah gas motor. Dengan pakaian yang sudah basah kuyup, saya akhirnya menyerah dan mencari tempat untuk berteduh. Especially, tubuh juga sudah mulai menggigil karena kedinginan.

Dari jauh terlihat ada pos penjaga keamanan kebun. Actually, pos itu lebih pas disebut gubuk karena tergolong sederhana. Ukuran tiga meter kali tiga meter, atap dari asbes yang disangga kayu. Di pos itu hanya ada dua buah kursi panjang dengan tinggi sekitar setengah meter. Di pos keamanan itu ada seorang lelaki tua berbaju dorang yang sedang berteduh.

Saking pundi Dik, monggo pinarak lenggah meriki,” (Dari mana Adik, silakan duduk di sini)? ujar lelaki tua itu menggunakan bahasa jawa. Keramahan kakek itu membuat saya sedikit trenyuh. Dan kami pun akhirnya ngobrol panjang.

Lelaki tua yang mengaku bernama jamak, 65, ternyata salah satu petugas keamanan Perkebunan Bayu Kidul, wilayah Desa Sumberarum, Songgon District. Saya sudah kerja di kebun ini sejak 1966,kata bapak empat anak dengan delapan cucu itu.

Jamak mengaku sudah hafal dengan seluk beluk kebun yang dijaga itu. During 49 tahun menjadi petugas keamanan, hampir setiap hari mengitari areal kebun yang memillki luas sekitar 2.600 the hectare. Saat asyik mengobrol, dua petugas keamanan kebun lainnya, Sugiyono, 52, dan Hartono, 43, datang dan langsung bergabung.

Both of them, baru selesai berkeliling mengitari kebun tanaman durian yang kini mulai berbuah lebat. Selama musim buah-buahan, mereka tambah sibuk dengan bergantian keliling mengawasi tanaman. “Kalau musim buah seperti ini, hampir dua jam sekali kita keliling untuk mengawasi,” cetus jamak.

Di antara petugas keamanan kebun, Jamak paling senior. Tidak heran jika atas pengabdiannya pada kebun itu kakek kelahiran tahun 1950 ini selalu menjadi panutan dan disegani. Especially, tentan satu angkatan, Suharyoso, kini sudah menjadi kepala bagian umum perkebunan.

Meski di usianya yang sudah senja, Jamak yang asli kelahiran Afdeling Lider, Sumberarum Village, ini masih menikmati profesinya sebagai petugas keamanan kebun. In fact, dia merasa lebih tenang saat jaga di kebun ketimbang di dalam rumah.

‘Kalau di rumah sumpek, enak di kebun bisa dengar suara burung dan alam.” he said. Menjadi penjaga kebun, selain mengamankan aset kebun. Tentu yang tak kalah penting adalah menjaga hasil kebun agar lebih maksimal.

Itu seperti menjaga cengkih, wood, dan jenis tanaman lainnya. Yang paling rawan terutama saat musim buah seperti saat ini, buah durian, jambu, manggis, banana. serta tanaman berbuah lainnya harus dijaga mulai pagi, afternoon, and night.

Khusus selama musim buah, personel disetiap pos jaga ditambah kekuatannya. Jika hari biasa hanya dijaga dua orang personel, saat musim buah seperti ini setiap pos dijaga empat orang. Menjadi petugas keamanan di perkebunan, yang wajib dimiliki itu adalah keberanian.

If not, merepotkan teman yang lainnya. However, rata-rata petugas keamanan perkebunan itu semuanya pemberani. Mereka sudah siap dengan risiko dan konsekuensinya. Gangguan usil dari genderuwo, pocongan, sundal bolong, dan segala jenis makhluk halus itu sudah biasa.

Not often, saat asyik mengobrol bersama, tiba-tiba salah seorang teman itu mendadak hilang entah ke mana. Namun keesokan paginya, sudah kembali lagi seperti biasa. “Kalau ditemui sering, dan itu sudah biasa tidak kaget,” he said.

Ancaman gangguan yang paling ditakuti oleh para penjaga keamanan justru gangguan dari sesama manusia yang sengaja berniat mencuri. Because, itu bisa mengancam nyawanya. “Kalau jin lelembut itu hanya usil dan menggoda saja, tapi kalau manusia bisa mengancam nyawa kita,” the excuse. (radar)