The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Doa Bersama untuk KH Hasyim Muzadi

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

GENTENG – Dalam rangka mengenang tujuh hari meninggalnya mantan Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi, PCNU Kabupaten Banyuwangi menggelar doa bersama di halaman SMK Ibnu Sina, Jalene Village, Setail Village, Tile District, Wednesday night (22/3).

Dalam doa bersama itu terlihat hadir jajaran PCNU Banyuwangi, NU Muslims, Fatayat NU, GP Ansor, IPNU-IPPNU, MWC NU dan para tokoh masyarakat. Forpimka Genteng, hadir Camat Genteng Firman Sanyoto, Kapolsek Kompol Sumartono, dan Danramil Kapten ( Arm) Sutoyo.

Selain diisi dengan pembacaan surat yasin dan tahlil untuk almarhum KH. Hasyim Muzadi, dalam acara itu juga dibacakan perjalanan perjuangan KH. Hasyim Muzadi selama masa hidupnya. “Kiai Hasyim Muzadi itu tokoh pemersatu antar umat beragama, ” cetus Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Banyuwangi, KH Maskur Ali.

In that event, Kiai Masykur mengatakan almarhum Kiai Ha syimMuzadi pernah menyampaikan NU itu ibarat pemadam kebakaran yang harus siap menjadi pemadam segala polemik yang ada di tengah masyarakat. “NU itu selalu hadir menjadi penengah setiap ada persoalan di masyarakat,He said.

Selama mengabdikan diri menjadi pengurus NU, light him, Kiai Hasyim Muzadi selalu menghindari demo dan aksi yang frontal. Dalam setiap menyelesaikan masalah, selalu mengedepankan dialog dan musyawarah. Even, saat NU Banyuwangi mendemo Bupati Banyuwangi, Ratna Ani Lestari, light him, Kiai Hasyim MUzadi ini langsung menelepon agar aksi- aksi itu diperhalus.

“Buat apa demo itu,” ungkapnya menirukan pernyataan Kiai Hasyim Muzadi. Ketua IPNU Banyuwangi, Yahya Muzaki, menyebut doa bersama untuk almarhum KH Hasyim Muzadi itu penting dilaksanakan untuk mengingatkan akan kematian. In particular, mendoakan KH Hasyim Muzadi merupakan bentuk bakti warga nahdliyin.

“Kita memanggil beliau itu kan abah, ini bentuk doa kami untuk orang tua,He said. Sementera itu, peringatan tujuh hari meninggalnya KH Hasyim Muzadi juga diperingati ratusan warga Nahdliyin di Kecamatan Rogojampi. Mereka melaksanakan zikir, analysis, dan doa bersama di Kantor Majelis Wakil Cabang Nah dlatul Ulama (MWCNU) Rogojampi Kecamatan District. Tahlil dan doa bersama tersebutjuga telah dilaksanakan di masjid dan musala masing-masing desa.

“Khusus peringatan tujuh harikita laksanakan di kantor MWCNU dengan mengundang seluruh pengurus ranting dan badan otonomdi setiap desa,” ujar Ketua MWCNU Rogojampi Nanang Nur Achmadi. Kegiatan doa bersama tersebut sebagai bentuk penghormatan atas wafatnya Ketua Umum PBNU ke empat masa khidmat 1999-2010.

“Kepergian Kiai Hasyim Muzadi merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Beliau tidak hanya ulama, tapijuga guru bangsa,explained Nana. Usai tahlil dan doa bersama, ratusan warga menikmati ancak berisi nasi dan lauk yang dibawa masing-masing pengurus. Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang silatu rahim pengurus ranting dan warga Nahdliyin se Kecamatan Rogojampi. Meski hujan deras mengguyur, tidak menyurutkan warga melaksanakan doa bersama. (radar)