Kenaikan HPB beras dan gabah dari petani sudah berlangsung sejak pekan lalu (1/3). However, hingga saat ini penjualan beras dan ga bah dari Bulog masih belum ada perubahan. Wakil Kepala Bulog Divisi Regional Banyuwangi, Imron Rosyidi mengatakan, Bulog telah menaikkan harga pembelian beras dan gabah sejak awal Maret lalu. Kenaikan pembelian komoditas pertanian tersebut kurang-lebih 20 percent. ‘’Harga beli beras yang semula Rp 5.060 rise to
Rp 6.600 (per Kg),he said yesterday (7/3).
Harga gabah yang semula Rp 3.345 per Kg naik menjadi Rp 4.200 per Kg. Kenaikan HPB beras dan gabah tersebut adalah kebijakan pemerintah pusat yang berlaku secara nasional. "So, tentang kenaikan tersebut sudah menjadi keputusan dari pusat,” he added. According to Imran, terkait rencana kenaikan BBM, pihaknya masih belum bisa memprediksi kenaikan harga jual beras Bulog.
Kapan kenaikan harga terjadi, pihaknya masih belum mengetahui. “Karena masih belum ada petunjuk dari pemerintah pusat," he said. Imran said, sampai saat ini harga jual beras Bulog masih belum ada perubahan
alias standar. “Harganya masih tetap, belum ada kenaikan. Meskipun ada wacana akan ada kenaikan, tapi masih belum tahu berapa naiknya dan kapan," he said.
Meanwhile, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terkait kenaikan harga beras, Imron menyatakan Bulog sudah mengambil langkah-langkah tertentu. “Langkah-langkah tersebut diambil demi kepentingan bersama," he said. The plan, sebagai bentuk antisipasi kenaikan harga beras di pasaran, pihaknya akan menggalakkan operasi pasar.
Operasi tersebut diharapkan mampu mengontrol harga beras di pasaran. “The goal, agar tidak sampai merugikan masyarakat Banyuwangi,” he added.
Imran said, rencana operasi pasar tersebut akan dikoordinasikan dengan Pemkab Banyuwangi. “Kita akan koordinasi terlebih dahulu. Because, kenaikan harga beras harus selalu dikontrol. Especially, biasanya akan diikuti kenaikan harga bahan pokok lain," he concluded. (radar)
