The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

The results of the Rice Wrapped Laboratory Test are not yet clear

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

ROGOJAMPI – Nasi bungkus yang diduga menjadi penyebab keracunan ratusan siswa MTs Maulana Ishaq dan warga Desa Benelan Lor, District of Kabat, masih diperiksa di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.

Until yesterday afternoon (3/11) hasil uji laboratorium sampel makanan belum diketahui. “Kami masih menunggu hasil uji laboratorium, dan akan terus memonitor perkembangannya,” cetus kepala bidang (Head of Division) Pelayanan dan Farmasi, Dinas Kesehatan (Discs) Banyuwangi, Mujito.

Mengenai korban keracunan masal yang menjalani rawat inap. Mujito menyebut semuanya sudah mulai sehat dan telah pulang dari rumah sakit dan Puskesmas. “Semua pasien sudah sehat semua, dan sudah pulang semua,He said.

Direktur RSNU Mangir, Rogojampi, dr. Ika Rahayu Susanti, saat di konfirmasi mengatakan dari 24 pasien keracunan masal yang tersisa, semuanya sudah sehat. Pada Selasa pagi (3/11), semuanya bisa pulang. “Semuanya sudah pulang," he said.

As previously reported by this daily, perkemahan Sabtu malam Minggu (persami) MTs Maulana Ishaq, Benelan Lor Village, District of Kabat, berbuah musibah. At least 94 siswa yang mengikuti persami keracunan makanan.

Allegedly, para siswa itu keracunan nasi bungkus yang baru dimakan. “Rasanya sakit, perut mual mau muntah, kepala pusing, badan saya lemas,” keluh Kartika,14, salah seorang siswa peserta persami. Kartika menjelaskan, perkemahan Pramuka itu berangkat dari sekolah pukul 14.00, Jumat siang (30/10).

Lokasi perkemahan sudah ditentukan oleh sekolah, yakni di sekitar lokasi bumi perkemahan Karo Adventure, Dusun Sumberagung, Sumberbul Village, Songgon District. Hari pertama usai mendirikan tenda dan hingga Sabtu pagi (31/10) berjalan normal.

Petaka keracunan baru terjadi, around 13.00, Saturday afternoon (31/10). Itu setelah peserta persami makan siang dengan menyantap nasi bungkus yang dikirim oleh pihak sekolah ke lokasi bumi perkemahan. “Nasi nya masih baik, cuma ikannya memang agak bau.

Karena lapar tetap saya makan,” cetusnya Selang sekitar satu jam dari makan siang atau sekitar pukul 14.00 Saturday afternoon (31/10). Salah seorang siswa mendadak mengeluhkan sakit perut, nauseous, dan kepalanya pusing. Pembina Pramuka langsung sigap memberikan pertolongan pertama dengan meminta tolong kepada warga sekitar untuk memanjat atau mengambilkan kelapa muda.

Setelah satu orang diberi minum kelapa muda, mendadak puluhan pelajar lainnya mengerang kesakitan dengan keluhan yang sama. “Awalnya itu satu dua anak, tapi terus langsung banyak dan kacau sudah sampai dibawa ke puskesmas ini,he explained. (radar)