The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Hujan Pengaruhi Produksi Gula Merah

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

ROGOJAMPI – Dampak musim hujan dirasakan oleh petani gula kelapa (severe) di Desa Bomo, Rogojampi Kecamatan District. Harga komoditas gula yang diproduksinya pun langsung anjlok di pasaran. Harga jual yang sebelumnya sempat menembus Rp 12 thousand per kilogram, turun menjadi hanya Rp 9 ribu per-kg-nya.

Penurunan harga ini membuat omzet keuntungan yang diperoleh pun semakin menipis. Penurunan harga itu pun dikhawatirkan masih akan berlanjut. Because, hujan membuat pohon kelapa yang selama ini menjadi andalan untuk membuat gula merah produksinya juga semakin menurun.

Petani pun kini juga dihadapkan pada kondisi sulit. Termasuk membengkaknya biaya produksi gula kelapa merah. “Kayunya juga mahal karena hujan. Nira kelapanya juga tidak sebanyak saat musim hujan,” ujar Mustakim, salah satu petani gula merah nira.

Everyday, produksi gula merah yang dilakukan secara tradisional oleh Mustakim memang tidak besar. Dalam sehari dia bisa memproduksi hingga 100 kg gula merah. Sebagian produksinya itu langsung di pasarkan di beberapa lokasi seperti di Rogojampi hingga Muncar.

Situasi seperti ini memang dilematis. Namun Mustakim menilai cuaca memang sedikit memberikan tekanan terhadap usahanya. Saat musim hujan seperti ini, dia tidak bisa maksimal dalam mendapatkan nira kelapa. Berbeda saat cuaca sedang panas. Nira yang diperoleh bisa melimpah.

“Satu pohon kelapa, nira bisa dapat dua liter sampai tiga liter saja” bebernya. Tak ayal keberadaan bahan gula sejenis seperti gula pasir dan lainnya di pasaran membuat penurunan harga gula ini dirasakan tidak begitu ekstrem. Mustakim pun sekuat tenaga menjaga untuk tetap memenuhi kebutuhan pasar. Salah satunya dengan mendatangkan nira dari petani di sekitar tempat tinggalnya. (radar)