The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

The Rain Doesn't Stop, Grain Price Drops

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

ROGOJAMPI – Para petani di beberapa desa di wilayah Kecamatan Rogojampi yang sedang menanam tanaman padi, kini mulai panen. But, honey, mereka tidak bisa senyum lebar karena harga gabah turun. Salah seorang petani di Desa Rogojampi, Misadi, 52, mengatakan harga gabah yang awalnya diprediksi bertahan di kisaran Rp 4.900 per kilogram, kini justru merosot di kisaran Rp 4.600 per kilogram. Hal itu lantaran turun hujan yang tidak pernah henti.

“Kadar air di gabah meningkat dan hampa, jadi harganya turun,He said. Musim hujan juga berpengaruh terhadap produktivitas hasil panen. Jika dalam satu hektare itu biasanya mampu panen hingga enam ton, kini tidak bisa karena kadar air gabah yang tinggi.

“Berat basahnya mencapai enam ton, tapi setelah kering menurun," he said. Another farmer, Sonari, 45, asal Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh mengungkapkan jika melihat bulir padi, sebenarnya cukup bagus, dan hasilnya sekitar enam ton per hektare. Tapi karena gabah yang basah, membuat harga pasaran cukup rendah, dan tidak sampai di bawah harga pokok pemerintah (HPP) Rp 3,7 thousand per kilogram.

Menurut Sonari, harga gabah jika musim rendeng (Rain) berbeda dengan saat musim kemarau. Di musim rendeng, banyak hujan dan lembab sehingga menyebabkan harga gabah anjlok. Kondisi itu berbeda saat panen di musim kering. Selain produksi yang mencapai tujuh hingga delapan ton per hektare, kualitas gabah juga cukup bagus.

Meanwhile, musim panen padi juga membawa berkah bagi para buruh panggul gabah. Mereka dapat pekerjaan mengangkut hasil panen dari persawahan ke pinggir jalan atau ke rumah pemilik sawah. “Ongkosnya bervariasi,” cetus Muhammad Suwono, 45, salah seorang bu ruh panggul dengan motor asal Dusun Blumbang Lor, Desa Singletren, Singojuruh District.

Ongkos buruh panggul dengan motor itu, light him, jika sawah dekat dengan jalan raya, ongkos berkisar Rp 10 thousand per sack. Sementara jika jauh dari jalan raya dengan medan berat, ongkos biaya panggul motor bisa mencapai Rp 25 ribu per karungnya.

“Kesulitannya jika musim hujan, motor sering terperosok ke dalam lumpur,He said. Dia bersyukur dengan menggunakan motor tenaganya tidak banyak terkuras. “Lumayan kalau musim panen, kalau jarak jauh sehari bisa bawa pulang hingga Rp 200 thousand,He said. (radar)