The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Little Rocking Horse Impresses the Audience

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

GLAGAH – The preservation of Oseng culture seems to be increasingly timeless. Not just teenagers, last night (17/12) dua anak usia sekolah dasar tampak memainkam tarian jaran goyang yang biasanya dimainkan orang dewasa.

Anak-anak kecil itu menari dalam rangka peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-245 di Kecamatan Glagah. Mereka tampak sangat lihai memainkan lekuk tubuh dan bermain emosi melalui gerakan tarinya. Even, sang penari pria tampak tidak canggung saat harus mendekati penari wanita dengan gerakan mencium.

Para penonton pun tak bisa menahan tawa melihat anak-anak kecil yang sudah menguasai tarian jaran goyang yang bisa dibilang cukup sulit. Camat Glagah, Setyo Puguh Widodo mengatakan, peringatan Harjaba yang dilangsungkan di Lapangan Kecamatan Glagah itu memang di-setting untuk menampilkan budaya dan tradisi lokal masyarakat Oseng.

Sebelum penampilan tarian jaran goyang yang diperankan anak-anak sebelumnya digelar jaranan yang dimulai dari pagi sampai sore. Ada juga tari laras wangi dari warga setempat serta lawak Oseng dan barong Kemiren yang di selenggarakan semalam suntuk.

“Tidak ada perbedaan usia untuk melestarikan budaya. Semuanya kita beri wadah untuk unjuk diri supaya masyarakat semakin mencintai budayanya,” ujar mantan Kabid Kebudayaan Disbudpar Banyuwangi itu. Selain penampilan kesenian kebudayaan di sekitar lapangan juga tampak puluhan pedagang lokal yang menjajakan makanan tradisional.

Meskipun malam itu sempat diguyur hujan deras, namun warga tampak tak ingin melewatkan kesempatan memperingati Harjaba bersama-sama. “Mereka yang jualan juga bebas, kita beri wadah untuk berjualan,. Apalagi makanan-makanan tradisional yang sudah jarang ditemui,” imbuh Puguh.

Head of Culture Disbudpar Banyuwangi, Choliqul Ridho mengatakan, pihaknya sengaja memilih tempat di Glagah karena gudangnya seni, adat dan budaya. ”Jaranannya dari Karangasem, Bakungan village, Tari Nusantara dari Desa Glagah, Barong Kemiren dari Desa Kemiren Kecamatan Glagah,” kata Ridho.

Ridho menambahkan, even Harjaba seperti ini perlu dilestarikan dan bila perlu terus dilaksanakan dalam sebulan sekali. It turns out, even seperti ini di tingkat kecamatan bisa memacu perekonomian warga terus berkembang ke depannya. ”Ada tontonan ada stan dagangan warga. Tentu ini sangat bermanfaat bagi warga, ada yang terhibur ada juga yang meraup untung," he concluded. (radar)