The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Kandang Ayam Cemari Lingkungan

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

KANDANG-AYAMIMAGE – Warga di Dusun Tempurejo, Purwodadi Village, Gambiran District, mengeluhkan kandang ayam potong yang ada di kampungnya. Because, tempat pembesaran ayam itu sering menimbulkan lalat dan bau hingga mengganggu warga sekitar.

One of the residents, Suyarto, 60, mengatakan pemilik kandang ayam potong itu sebenarnya cukup ramah dengan lingkungan. Tapi terkait lalat dan bau yang ditimbulkan dari kandang ayam, itu sangat menganggu.

Setiap panen saya selalu diberi, tapi baunya memang tidak enak,” kata warga yang rumahnya tidak jauh dari lokasi kandang ayam potong itu. Other Citizens, Parmi, dO, menuturkan saat panen ayam. lalat dari kandang ayam itu sampai di rumahnya.

even though, rumahnya itu berjarak sekitar 300 meter. “Saya jualan rujak, lalatnya banyak ke warung dan menganggu,” he said. Meanwhile, Head of the Hamlet (Disappeared) Temporejo, Sarmo, 52, mengatakan keberadaan kandang ayam di wilayahnya itu memang menimbulkan keresahan warga.

Because, kandang itu menimbulkan lalat. “Sudah kita ingatkan,” the light. Kandang ayam potong itu, it's clear, itu bukan milik warganya. But, itu milik Trianto asal Kecamatan Bangorejo. Untuk penyelesaian permasalahan ini, dirinya sudah melakukan pertemuan dengan pemilik kandang, public, petugas dari Dinas Peternakan Banyuwangi. “Dari Koramil dan kepolisian juga hadir, he said. Dalam penemuan itu, it's clear, masyarakat minta kandang ayam itu segera ditutup.

Because, telah menganggu dan pencemaran lingkungan. “Saya itu hanya memfasilitasi, warga mintanya cepat ditutup,He said. Ditanya izin pendirian kandang ayam, Sarmo menyebut belum jelas. Karena selama ini, warga juga tidak dimintai persetujuan.

Saya tidak tahu pasti ada izinnya apa tidak, terangnya pada jawa Pos Radar Genteng, yesterday. Meanwhile, chicken coop owner, Trianto, 44, from the village of Krajan, Bangorejo Village/District, mengakui kandang ayamnya itu menimbulkan lalat dan menyebar.

It is just, dirinya sudah minta maaf. “Saya sudah minta maaf," he said. Lalat dari kandang ayamnya itu, it's clear, sebenarnya sudah ditangani dengan berbagai cara, di antaranya penyemprotan menggunakan berbagai obat.

Saat mengobati lalat itu, tidak menggunakan dosis tinggi agar tidak berdampak pada ayam piaraannya. “Saya takut ayamnya mati,” he said. Untuk mengusir lalat itu, it's clear, dirinya juga sudah memerintahkan pada tiga karyawannya untuk menambah kompor di bawah kandang.

Kita panasi dengan kompor agar lalatnya hilang,” he said. Menurut Trianto, lalat yang banya kini muncul karena dirinya terlambat memanen ayam. Keterlambatan itu, disebabkan mobilnya tidak bisa masuk ke lokasi kandang.

“Ada perbaikan jembatan, mobil tidak bisa masuk,” he said. Mengenai tuntutan warga agar kandang ayam itu ditutup, Trianto menyatakan berdasar musyawarah warga dirinya diberi kesempatan hingga beberapa panen sambil mengatasi lalat.

jika memang tidak teratasi, maka kandang ayam ini akan ditutup. “Saya diberi kesempatan satu hingga tiga panen, kalau masih banyak lalat baru ditutup,” the excuse. Untuk izin operasional dari kandang ayam, Trianto mengaku sudah mengantongi.

It is just, izin yang diperoleh itu dari kantor pemerintah desa. “Saya dapat izin dari bapak kepala desa,” he said. (radar)