The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Ellyas Musical Works: Djawatan This is a good place, Songs that Remember Childhood in Banyuwangi

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI, Jurnalnews – Beberapa tahun lalu di kota Banyuwangi, di wilayah Kecamatan Cluring terdapat sekelompok anak muda pengangguran yang seringkali dianggap sebagian orang tidak berguna dielemen masyarakat.

Daily, mereka mencoba melupakan realitas pahit dengan menghadirkan angan-angan indah dalam kehidupan, seringkali dengan menghilangkan kesadaran melalui konsumsi minuman beralkohol. However, perlu dicatat bahwa di sisi lain dari kisah itu, tersimpan potensi dan bakat yang belum terungkap di dalam diri mereka masing-masing.

Dalam kehidupan sehari-hari mereka, kini seringkali berkumpul di area wisata Djawatan. Para pemuda ini menjunjung tinggi etika dan tata krama, dengan penuh sopan membantu pengunjung dalam urusan parkir, meskipun upah yang mereka terima tidak seberapa. However, penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di sela – sela membantu pengunjung untuk urusan parkir, mereka juga sering kali memainkan gitar untuk menghibur para wisatawan.

Mereka adalah Ellyas, Deny, Hainul, Eka, dan Wawan dan juga teman-teman lainnya. Dengan sungguh-sungguh, mereka menjalani perjalanan untuk mengeksplorasi bakat yang di temukan di jalanan, yakni musik.

Mereka bukanlah kalah dari musisi ternama, bahkan mereka berusaha keras untuk menciptakan karya-karya musik sosial yang penuh makna. Dengan bermain musik aliran rock blues dan menyatukan elemen-etnik, mereka menciptakan aliran musik Rock Slow yang unik dengan menggabungkan irama khas daerah Banyuwangi.

Salah satu di antara mereka, yaitu Ellyas, merupakan sosok yang menjadi penggerak ide dalam dunia musik di antara rekan-rekan sejawatnya. Ia juga seorang pencipta lagu, yang karyanya selalu mengisi suasana ketika mereka berkumpul dan bermain musik di jalanan. Ellyas selalu menciptakan lagu-lagu yang mencerminkan kehidupannya sendiri serta pengalaman lingkungan teman-teman dan kerabatnya.

According to him, cinta pada musik adalah sesuatu yang tak pernah bisa ditinggalkan sejak usianya masih remaja. Ellyas, seperti anak rembulan yang hidup di jalanan, menghadapi kehidupan dengan penuh ketabahan dan kekuatan meskipun berada dalam keterbatasan ekonomi.

At that time, orang tuanya juga berjuang menghadapi keterbatasan finansial, mendorongnya untuk sadar bahwa ia perlu turun ke jalanan dan mencari nafkah dengan bermain musik di atas bis kota dan di depan pintu-pintu rumah warga.

Sometimes, kehidupan yang keras itu begitu berat sehingga membuat tak bisa menahan air mata yang turun di pipinya. Inilah sedikit gambaran tentang kehidupan salah satu dari mereka, yaitu Ellyas, yang kini telah berhasil menjadi seorang pengusaha berkat kerja kerasnya.

Now, Ellyas telah mencapai kesejahteraan dalam hidupnya, namun ia tetap setia kepada dunia yang telah membentuknya. Meskipun telah meraih kesuksesan, ia selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan teman-teman sejawatnya dan bermain musik bersama.

Ellyas, yang sebenarnya bernama Eli Sutikno, dilahirkan di sebuah kampung yang berdekatan dengan kawasan Perhutani yang kini telah bertransformasi menjadi tempat wisata dunia yang dikenal sebagai Djawatan. Kecintaannya kepada tempat ini memotivasinya untuk menciptakan sebuah lagu yang ia beri judul “Djawatan Ono Cerito,” sebagai bentuk penghormatan dan nostalgia akan kenangan masa kecil.

Lagu berjudul “Djawatan Ono Cerito,” yang diciptakan oleh Ellyas, mengisahkan masa kecilnya di mana Djawatan masih digunakan sebagai tempat penimbunan kayu (TPK) oleh Perhutani.

Ketika ia masih kecil, Djawatan adalah tempat di mana kendaraan bernama kereta api (Lori) digunakan untuk mengangkut kayu dari hutan. Kenangan indah masa kecil di Djawatan adalah bermain bersama beberapa sahabat, ketika mereka gemar bermain dorong-dorongan dengan kereta api (Lori) yang telah tidak lagi digunakan oleh Perhutani.

Now, semua itu hanya menjadi kenangan karena perjalanan waktu yang terus berjalan. However, kenangan ini menjadi sumber inspirasi Ellyas untuk menciptakan lagu berjudul “Djawatan Ono Cerito.”

Ellyas menceritakan, ketika dirinya mengingat Djawatan sebagai tempat penimbunan kayu milik Perhutani, kenangan akan masa kecil dan kegembiraan bersama teman-teman bermain dengan kereta api (Lori) yang sudah tak lagi berfungsi.

“itu semua selalu teringat dalam benakku mas.. Now, semua itu hanya tinggal kenangan karena waktu yang terus berjalan. Itulah yang menginspirasi saya untuk menciptakan lagu ‘Djawatan Ono Cerito’.” Terang Eli Sutikno, yang kini lebih dikenal dengan panggilan Ellyas.

Ellyas berharap bahwa lagu yang telah ia ciptakan akan menjadi pengingat bagi siapa saja yang pernah mengunjungi wisata Djawatan pada masa lalu. Not only that, narasi dan lirik lagu tersebut mencerminkan kisah nyata dari masa lampau.

Lirik lagu yang dibuatnya menggunakan bahasa Osing, bahasa asli Suku Osing Banyuwangi, seperti yang terdapat dalam kutipan lagu “Djawatan Ono Cerito” berikut ini kutipan liriknya :

Lyrics :

Ring djawatan hang aran panggonan

– Ngengetaken riwayat isun lan riko

– Hang saiki mung dadi kenangan lan cerito

Ref

Paribasan waktu biso di baleni maning

– Tapi sun roso sing biso , mergo iku yo sing mungkin

– Ibarate angin hang sing biso di deleng ambi moto

– Mung biso di rasakaken tapi wujute sing ono

Mungkin cerita itu jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mengisahkan tentang pertemanan yang akhirnya terputus karena setiap orang memiliki tujuan hidupnya masing-masing. Kisah ini kemudian diabadikan dalam sebuah lagu.

Lagu “Djawatan Ono Cerito” karya Ellyas menjadi salah satu sorotan utama dalam album perdana yang akan segera diluncurkan. Naturally, dalam album ini terdapat beberapa lagu baru yang diciptakan, among others:

“Nyiptakno Roso,” “Janji Kepong,” “Kangen,” “Demen Tapi Seng Kelaksan,” “Djawatan Ono Cerito,” “Percoyo Nong Riko,” “Wes Kadung Lali,” “Nelongso Batin,” dan “Golet Sego Sepiring.”

Ellyas berharap bahwa lagu-lagu ciptaannya akan menjadi bagian dari album perdana yang mampu menghibur dan menginspirasi kenangan bagi para pendengarnya, terutama dengan lagu berjudul “Djawatan Ono Cerito.”

Karyanya-karyanya yang luar biasa telah dikumpulkan akan menjadi album perdana, sementara ia juga telah membentuk sebuah grup musik yang dikenal sebagai “BLENDEZ.” Grup musik ini didorong oleh personil yang benar-benar dia anggap mampu mengiringi lagu-lagu ciptaannya.

Mereka tidak pernah menerima pendidikan formal di sekolah musik, tetapi karena cinta dan tekad kuat dalam belajar bermusik menjadi sangat terampil dalam memainkan alat musik. Kemampuan bermusiknya muncul dan berkembang di jalanan.

“Saya berharap karya lagu yang telah saya ciptakan dapat memberikan hiburan tidak hanya bagi masyarakat Banyuwangi, tetapi juga di seluruh Nusantara. Tak bisa dipungkiri, setiap orang pasti memiliki kenangan berharga dalam perjalanan hidupnya,” ungkapnya saat bercerita kepada Jurnalnews.com.

Writer : Rony Subhan

source