The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Serve Immunization in Remote Areas, Health Officers Walk through the Forest Until 52 Kilometer

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Petugas kesehatan Puskesmas Sumberagung. (Photo: merdeka.com)

BANYUWANGIThe delegation of health workers started midwives, perawat dan dokter terlihat menggunakan sepeda motor trail menyusuri hutan di kawasan Taman Nasional Merubetiri, Desa Sukamade, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi Regency, Tuesday (22/8). Para petugas kesehatan tersebut, rela menyusuri hutan, naik gunung sampai menyeberang sungai demi memberikan layanan imunisasi Maesles dan Rubella (MR) to 165 anak-anak di pelosok.

Sementara jarak Puskesmas Kesehatan Masyarakat Sumberagung dengan lokasi imunisasi di Desa Sukamade mencapai 52 kilometer. “Kami targetkan sehari selesai, karena jaraknya yang jauh. Jam 5 pagi kami sudah berangkat dari Puskesmas,” ujar Kepala Puskesmas Pesanggaran, Mahfud Hadi kepada Merdeka Banyuwangi, Wednesday (23/8).

Mahfud mengatakan, imunisasi maesles rubella diberikan kepada anak-anak usia 9 month arrived 15 tahun untuk mencegah penyakit campak dan rubella. Program imunisasi maesles rubella dari Kementerian Kesehatan ini, ditargetkan kepada 3,4 juta anak di Pulau Jawa.

Petugas kesehatan Puskesmas Sumberagung saat menyeberangi sungai. (Photo: merdeka.com)

Perjuangan petugas kesehatan menempuh jalur hutan dengan jarak yang jauh, kata Mahfud membuat mereka harus menginap di lokasi. Ada rombongan yang berangkat imunisasi sebelum pelaksanaan.

Yang berangkat kemarin sore harus mempersiapkan di lokasi. Petugas yang berangkat pagi membawa vaksin, karena vaksin tidak boleh sampai menginap,” he said.

Mahfud melanjutkan, setiap ada imunisasi serentak dari Kementerian Kesehatan, pihak petugas kesehatan selalu siap kembali menyusuri hutan. Besides that, juga ada pelayanan jemput bola bagi warga yang darurat hingga ibu hamil resiko tinggi.

Dalam arti, kami menyiapkan pemberdayaan masyarakat yang ada di sana. Sampai harus nyebrang kali, naik gunung, nyebrang sungai, lewat hutan,” he said. (merdeka.com)