The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Pelaku Bom Gereja di Surabaya adalah Anak Juragan Jamu di Banyuwangi

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Pelaku pengeboman 3 gereja di Surabaya merupakan satu keluarga. Salah satunya adalah Puji Kuswati (43) yang meledakkan dirinya di Gereja Katolik Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro Surabaya diketahui sebagai warga Banyuwangi. Saat melakukan pengeboman, dia bersama dua anaknya.

Puji diketahui merupakan anak juragan jamu tradisional terkenal di Dusun Krajan RT3/16, Tembokrejo Village, Muncar District. Puji adalah putri ketiga dari pasangan H Koesni dan Hj Minarti Isfin.

Pihak keluarga membenarkan jika pelaku berasal dari Tembokrejo, Muncar. However, pelaku yang anak ketiga dari empat bersaudara ini sejak umur 20 bulan diasuh tantenya di Magetan, East Java.

“Memang (Puji Kuswati, red) kelahiran Tembokrejo. However, sejak umur 20 bulan diasuh bude (tante, red) nya di Magetan. Secara administrasi, tak tercatat sebagai warga Tembokrejo,” kata Rusiono, perwakilan keluarga pelaku, Monday (14/5/2018).

Karena sejak kecil diasuh budenya, pihak keluarga, jarang berkomunikasi dengan pelaku. Even, kata Rusiono, saat hendak menikah, pihak keluarga di Banyuwangi sempat menolak. Because, sang calon suami, Dita Upriyanto, di mata keluarga Banyuwangi, terlihat beda.

“Terlihat agak aneh, terutama pemahaman soal keagamaan. So, keluarga Banyuwangi menolak, tapi tetap nekad menikah,” jelas Rusiono.

Sejak menikah itulah, lanjut Rusiono, perilaku Puji Kuswati yang lulusan sekolah perawat ini berubah. Mulai tertutup, jarang bergaul dengan keluarga. Including, jarang pulang.

Final, Puji Kuswati pulang bersama keluarganya, January 2018. “Kalau pulang ke Banyuwangi, tidak pernah lama. And, jarang mau bergaul dengan keluarga, cenderung tertutup,he explained.

Keluarga di Banyuwangi juga tak mengetahui aktivitas sehari-sehari keluarga Puji Kuswati yang tinggal di Wisma Indah Blok A 22, Rungkut, Kelurahan Wonorejo, Surabaya ini. As a result of this incident, pihak keluarga langsung syok.

Kepala Desa Tembokrejo Sumarto membenarkan jika pelaku bom bunuh diri di Gereja Surabaya lahir di desanya. However, tak tercatat secara administrasi.

“Sesuai pengakuan keluarga, sejak kecil diasuh budenya di Magetan. So, bukan warga Muncar, hanya kelahiran sini,he explained.