PURWOHARJO – Dua maling cilik yang menggasak 1,7 kilogram perhiasan jenis perak di Toko Emas Sumber Rezeki, kawasan pasar Curah Jati, Grajagan village, Purwoharjo District, masih mendekam di Mapolsek Purwoharjo kemarin. Tiga lainnya yang sempat diamankan sudah diperbolehkan pulang. Usai disidik, ketiga anak panti asuhan itu hanya dijadikan saksi.
Informasi terbaru, satu dari kedua tersangka akan menjalani tes psikologi di rumah sakit di Jember. Dia adalah JP, 9, yang masih duduk di bangku kelas dua SD. Because, kondisi kejiwaan orang tua bocah yang beralamat di Dusun Purwosari, Desa Sumber Agung, Kecamatan Silir Agung, itu tidak normal. Besides that, track record bocah tersebut selama sekolah juga tidak terlalu memuaskan. Even, sudah dua kali siswa tersebut tidak naik kelas. even though, siswa yang punya tiga saudara itu seharusnya sudah kelas IV.
But, pelajaran yang diberikan sang guru ternyata tidak pernah bisa diserap. Even, sejak pindah dari SDN 3 Buluagung ke SDN 4 Grajagan, bocah itu harus turun kasta. Because, meski sudah kelas dua, JP masih belum bisa membaca. Untuk menguak kondisi kejiwaan pelaku, polisi akan segera memeriksakan bocah tersebut ke psikiater di Jember. “JP Senin besok kita periksakan ke psikiater di RS Patrang, Jember,” kata Kanitreskrim Aiptu Wignyo di markasnya kemarin.
Pemeriksaan ke psikiater sangat dibutuhkan mengingat ada salah satu anggota keluarga bocah tersebut yang tidak normal. Therefore, untuk memastikan kondisi kejiwaannya, maka harus diperiksa dokter yang berkompeten. “Kasihan, ibu dia (JP) tidak normal saat dia masih balita,” ungkap Wignyo mewakili Kapolsek AKP Trijoko Setyonarso. Untuk AH, lanjut Kanit Wignyo, dari catatan kepolisian, bocah tersebut memang sering berulah saat di sekolah. Even, bocah yang tinggal di Dusun Kombangan, Grajagan village, itu pernah diadukan ke polisi.
‘’Dia sering malak teman-temannya di sekolah. Kita pernah dapat aduan,He said. Polisi sudah menyerahkan perhiasan hasil kejahatan bocah itu kepada pemiliknya, Sugiyanto, 45, residents of Dam Buntung Hamlet, Kedungasri Village, Purwoharjo District. even so, sebagian perhiasan tetap disimpan di polsek sebagai barang bukti. “Perhiasan kita serahkan kepada pemiliknya. Ini surat tanda terimanya,” tandas Wignyo.
In front of investigators, AH sempat menceritakan kronologis pencurian perhiasan tersebut. Menurut AH, yang pertama masuk toko lewat genting itu adalah JP. After that, dirinya menyusul masuk ke dalam toko. ‘’JP yang masuk duluan, baru saya,’’ akunya. Previously reported, komplotan maling beraksi di toko emas Sumber Rezeki di pasar Dusun Curah Jati, Grajagan village, Purwoharjo District, Banyuwangi.
The irony, para pelaku yang menggasak 1,7 kilogram perhiasan berbahan perak itu masih kategori anak-anak. Sejak ditangkap Selasa lalu (15/5), mereka masih mendekam di sel tahanan Mapolsek Purwoharjo hingga kemarin (16/5). Plafon di tempat kejadian perkara (crime scene) terlihat jebol. Sebagian genting di toko tersebut juga tidak ada di tempat. Seeing that, polisi menduga komplotan maling tersebut masuk melalui genting.
Besides that, polisi menduga pelaku berbadan kurus. Because, usai olah TKP, tidak ada satu pun kayu (reng) penopang genting yang rusak. Tembok di sekeliling toko juga tidak ada yang jebol. Dugaan polisi itu bisa dibuktikan. But, yang bikin polisi geleng-geleng adalah komplotan maling yang diduga kelas kakap itu ternyata masih pelajar. Even, salah satu tersangka masih kelas dua SD.
Dia adalah JP, 9, asal Desa Purwoasri, Tegaldlimo . District. Tersangka lain berinisial AH asal Desa Grajagan. Pelajar berusia 14 tahun itu masih duduk di bangku kelas VIII di salah satu SMP di Kecamatan Purwoharjo. Tiga rekannya dinyatakan sebagai saksi. Mereka adalah AL,14, WR, 15, and DK, 17. (radar)
