The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Banyuwangi Waste Management Becomes an Example of National Decarbonization

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

ID TEXT – Kementrian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) held a national workshop on Sector Decarbonization Persampahan from Banyuwangi. Peserta lokakarya yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia tersebut melihat bagaimana praktek-praktek baik pengelolaan sampah yang dilakukan Banyuwangi dengan skema public – private partnership.

Lokakarya yang digelar selama dua hari, Sabtu – Minggu (11-12/11/2023) ini dihadiri langsung Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Minister of Administrative and Bureaucratic Reform) Abdullah Azwar Anas. Turut hadir Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendriati, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Restuardy Daud, Staf Ahli Bidang Energi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pejabat Esselon II Kementrian/Lembaga.

Menpan RB Azwar Anas mengatakan, penanganan sampah selama ini masih menjadi permasalahan yang dianggap belum genting. even though, menurut Menpan, sampah saat ini menjadi isu arus utama yang perlu mendapat perhatian penuh dari setiap daerah.

“Kami memahami ada banyak sektor yang penting yang perlu dieksekusi oleh pemerintah daerah. However, masalah sampah ini saat ini tidak boleh kita abaikan, kita harus sudah mulai berpikir bagaimana penanganan sampah ke depan demi keberlangsungan lingkungan kita ke depan” ujar Anas.

“Dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemimpin daerah untuk menjadikan isu sampah masuk dalam prioritas pembangunan,” he added.

Deputy for Environmental and Forestry Management Coordination Kemenko Marves Nani Hendriati mengatakan daerah memiliki tanggung jawab terhadap penyediaan pelayanan penanganan sampah. Pemerintah pusat akan memberikan dukungan dan memfasilitasi pelaksanaannya, dengan catatan hanya kepada kepala daerah yang memiliki komitmen kuat.

Banyuwangi adalah contoh bagaimana penanganan sampah yang dilakukan pemkab mendapat dukungan dari sektor privat dan masyarakatnya sendiri. We hope, lewat forum di Banyuwangi ini bisa memberikan inspirasi serta sharing pengalaman baik antar daerah,” kata Nani.

Banyuwangi sendiri saat ini memiliki sejumlah program persampahan mulai pembangunan TPS3R hingga berbagai inovasi penanganan sampah yang melibatkan pihak swasta maupun masyarakat.

Bupati Ipuk mengatakan, pemkab telah menjadikan penanganan sampah sebagai prioritas program pembangunan. Karenanya penanganan sampah di Banyuwangi cukup komprehensif, from upstream to downstream.

“Kami membuat regulasi persampahan, mulai peraturan daerah, peraturan bupati, hingga Surat Edaran tentang pengelolaan dan pengurangan penggunaan plastik. Kami juga menetapkan pengelolaan persampahan sebagai salah satu indikator penilaian dalam rapor desa, yang akan menentukan alokasi anggaran tiap desa," explained Ipuk.

Selain itu Pemkab juga getol kampanye perubahan perilaku kepada masyarakat dan membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Persampahan.

“Kami juga aktif berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menangani sampah, one of them Banyuwangi mendapat dukungan dari pemerintah Norwegia untuk pembangunan TPS 3R Balak,” lanjut Ipuk.

At the moment Banyuwangi telah membangun dan mengoperasikan 19 TPS 3R disejumlah kecamatan. Di antaranya TPS3R Balak, memiliki kapasitas pengolahan mencapai 84 ton perhari dengan sasaran 55.491 rumah tangga. Sementara TPS3R Muncar setiap bulannya, The average waste managed reaches 270 tonnes coming from 7500 households in four villages in Muncar District.

source