The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Full of Peace, No Fireworks

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANGUNAN Klenteng Hoo Tong Bio yang terletak di Kelurahan Karangrejo tampak berdiri kokoh usai dipugar pasca peristiwa kebakaran hebat dua tahun silam. That day, tepat satu hari sebelum perayaan Imlek ke-2568. Tetapi tidak tampak persiapan yang terlalu mewah di sekitar termpat ibadah umat Tri Dharma Banyuwangi tersebut.

Hanya lampion-lampion berukuran besar yang terlihat mulai dipasang oleh para pekerja klenteng dan beberapa warga sekitar. Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio, Oei Sioe San mengatakan, tahun ini perayaan memang dilaksanakan dengan sederhana.

Jika biasanya ada letusan kembang api dan kirab untuk merayakan Imlek, tahun ini umat Hoo Tong Bio hanya melakukan doa akhir tahun yang dilaksanakan tepat pada pukul 00.00 Chinese New Year. Kesederhanaan ini diharapkan dapat menjadi penyejuk dan kedamaian bagiumat di tengah kondisi negara yang saat ini sedang diterpa isu perpecahan.

“Doa kita nanti tepat pada malam pergantian tahun juga untuk kedamainan dan ketenteraman negara ini. Supaya para pemimpin negara ini dapat diberi ketabahan dan dijauhkan dari petaka," he said. Kepala Bidang Kerohanian Hoo Tong Bio, Ardian menambahkan, meski saat ini banyak isu perpecahan, sebenarnya warga Tionghoa di Banyuwangi tidak terlalu khawatir. Because, kerukunan bersama dengan warga Banyuwangi lainnya sudah terjalin sejak puluhan tahun.

“Di sini tidak sama dengan Jakarta dan Surabaya. semuanya tetap damai,” kata Ardian. He added, langkah Hoo Tong Bio dengan merayakan Imlek dengan suasana sederhana juga sebagai upaya ikut menenangkan kondisi yang sedang terjadi di Indonesia saat ini.

Dan Imlek baginya adalah momen yang serupa dengan perayaan Idul Fitri bagi umat Muslim. Di mana perayaan lebih banyak dilakukan dengan cara saling mengunjungi antar keluarga. “Nanti di minggu kedua juga ada acara Cap Go Meh yang mirip dengan lontong. Semuanya akan tetap damai selagi sama-sama menghargai dan kita merasa damai di Banyuwangi. Apalagi kabupaten ini masuk dalam kota welas asih,” ujar pria yang memiliki nama Tionghoa Tan Tjong Hwa tersebut.

Muhammad Saleh, salah seorang warga yang bekerja di Klenteng Hoo Tong Bio menam bahkan, bahwa warga Tionghoa yang sering beribadah di Klenteng adalah orang-orang yang baik. Tak jarang umat klenteng ikut menyumbang ke beberapa tempat ibadah yang ada di sekitar Karangrejo.

“Saya bekerja mulai ta hun 2000, tidak pernah ada gesekan dan masalah dengan orang sekitar sini. Malah banyak anak-anak yang menjadi pemain barongsai dan ikut bantu-bantu kalau mau ada acara seperti imlek ini. Biarlah kalau mau ramai di Jakarta saja, di sini aman,” ungkap takmir Masjid Darul Falaq Kebalenan itu.

Suasana damai juga terasa di TITD Klentheng Tik Lion Tian Rogojampi. Chairman of TITD Tik Liong Tian Rogojampi, Linggawati Wijaya said, perayaan Imlek tahun ini memang diperingati secara sederhana dibandingkan tahun sebelumnya,

“Tahun ini kita lebih memberi perhatian kepada warga kurang mampu dan fokus kepada kegiatan berdoa, agar tahun ini bisa lebih diberi keberkatan oleh Yang Maha Kuasa,” ungkapnya Di Klenteng Tik Liong Tian, peringatan tahun baru Imlek kali ini tidak disertai dengan menyalakan kembang api seperti tahun- tahun sebelumnya. Hal itu dilakukan untuk fokus beribadah.

“Persembahyangan menyambut tahun baru dilakukan pada Jumat malam (27/1) pukul 23.00,” jelasnya. Sebagai persiapan persembahyangan, pengurus klentheng telah membersihkan altar, memasang asesoris, pemasangan lampion, serta memberikan persembahan berupa buah-buahan, dan kue di masing-masing sen dan hou sen.

Dengan doa dan sembahyang bersama di tahun ayam api 2568 this, dia berharap agar situasi dan kondisi negara Indonesia senantiasa dalam keadaan aman, damai dan sejahtera, “Semoga semua rakyat Indonesia dan di Banyuwang diberikan berkah agar tahun ini lebih baik dibandig tahun lalu,"hope".

Selain berdoa bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia, secara khusus juga mendoakan warga Banyuwangi yang sejauh ini sangat menjaga kerukunan dalam hidup bermasyarakat dan beragama. “Kami sangat bersyukur hidup di Banyuwangi. Masyarakatnya sangat menjaga toleransi kerukunan antarumat beragama,” ujarnya bangga.

Meski situasi politik tanah air saat ini sedang hangat, sejauh ini dia tidak begitu terpengaruh. Because, dia yakin warga Banyuwangi sudah memiliki kesadaran dan toleransi yang tinggi. Sebagai wujud keberagaman itu, dalam berbagai kegiatan juga sering dilakukan pertemuan dalam forum kerukunan antar umat beragama (FKUB).

Apalagi di Kecamaan Rogojampi juga sudah lama terbentuk Forum Silaturahmi Antar Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat (Fositogamas). “Kerukunan antarumat beragama sejauh ini terjaga dengan baik di Banyuwangi, semoga akan terus terjalin dengan baik demi keutuhan NKRI,"he said. (radar)