The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Perahu Layar ’’Drag Race’’ 300 Meter

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

ROGOJAMPI – Para nelayan di Desa Blimbingsari, Rogojampi Kecamatan District, Banyuwangi, menggelar balapan perahu layar kemarin (9/11). Lomba kecepatan perahu dalam berlayar itu digelar untuk menyemarakkan Petik laut dan tahun baru Islam 1437 Hijri.

Balap perahu layar yang dimulai sejak Minggu (8/11) itu ibuka Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) Revelation Endriawan, dengan ditandai tembakan ke udara. Begitu mendengar suara tembakan, sejumlah perahu yang sudah berjejer di garis pemberangkatan langsung bergerak.

Mereka mengatur layar agar bisa menjadi yang tercepat di garis finis dengan jarak pendek mirip drag race sejauh 300 meter. “Kalau nelayan yang sudah biasa ya mudah,” cetus Giman Rossi, 46, salah satu peserta balapan perahu layar.

Meski lomba itu dilaksanakan dengan sederhana dan hadiahnya tidak besar, para peserta tetap bersemangat. Mereka menganggap balap perahu layar itu sebagai adu ketangkasan. “Hanya berebut gengsi. Hadiahnya tidak seberapa,” kata Giman yang kemarin dinobatkan menjadi juara pertama.

Meski sudah terbiasa melaut menggunakan perahu layar, sejumlah nelayan mengaku masih kesulitan mengembangkan layar perahu. Selain butuh ketenangan dan tenaga ekstra, mereka dituntut cekatan dan tidak grogi.

“Kuncinya tenang dan tidak gugup,” terang Udin, 34, salah seorang nelayan asal Dusun Krajan, Blimbingsari Village. Para nelayan berharap lomba balap perahu layar itu terus diadakan dengan hadiah yang lebih besar. So that, jumlah peserta bisa lebih banyak.

“Lomba perahu layar ini dulu pernah ada, lalu vakum lama, tapi empat tahun terakhir diadakan lagi," he said. Penonton yang menyaksikan balap perahu layar itu mengaku cukup terhibur. Especially, lomba seperti itu jarang digelar.

“Sangat bagus dan menarik. Kalau perlu diadakan tiap dua minggu sekali sebagai hiburan pengunjung pantai,” terang Wulandari, 23, salah satu pengunjung asal Kecamatan Muncar.

Meski puas dengan kegiatan yang digelar panitia dalam menyemarakkan acara petik laut itu, tapi tidak sedikit pengunjung yang kecewa karena untuk masuk ke wilayah pantai harus membayar tiket Rp 5.000. “Ini pesta rakyat kok disuruh bayar tiket masuk. Kalau bayar parkir sih tidak masalah," he said. (radar)