Rimbug di Desa Gombolirang.
Nama tokoh yang satu ini sudah familiar bagi masyarakat Banyuwangi. Even, nama Rempeg Jogopati diabadikan menjadi nama sebuah ruang pertemuan di Gedung Pemkab Banyuwangi. MEMANG, tidak ada satu pun sumber sejarah yang menyebutkan bahwa Pangeran Rempeg yang bergelar Jogopati, atau yang oleh masyarakat Dusun Kertosari dikenal dengan nama Rimbug, tersebut menganut Islam.
But, melihat bentuk dan arah makamnya, Jogopati telah dimakamkan secara Islam. Makamnya menghadap ke barat. Masyarakat sekitar mempercayai bahwa makam yang menghadap ke barat dimaksudkan agar menghadap ke arah Kakbah. Berarti yang dimakamkan sudah menganut Islam. "Old tombs in this area always face the corner to the west".
And, since my great-grandfathers have been, no one dared to change anything else move,Said Umar, Gombolirang Village device, District of Kabat, Banyuwangi. VOC sources only mention that Jogopati died and was buried around Songgon. Of course, If you draw a straight line to the west through the rice fields, Kertosari Hamlet is close to Songgon.
Seeing the shape and direction of the tomb, It should be suspected that Jogopati has embraced Islam. Especially, father, namely Agung Wilis has clearly embraced Islam. One of the proofs, In Bali there is a prayer room called Pura Langgar which is said to have been built by Agung Wilis. Another source mentions, it was not built by Agung Wilis but was built by the king of Mengwi to honor Agung Wilis for having succeeded in driving away the deadly plague in Mengwi.
Clear, there are strong indications that Agung Wilis has embraced Islam. Secara garis keturunan, Agung wilis adalah cicit Tawang Alun. Sejarah perjuangan melawan penjajah di Bumi Blambangan tak bisa dilepaskan dari sosok Rempeg Jogopati. Dia merupakan tokoh pemimpin dalam perang Puputan Bayu melawan Belanda.
However, masyarakat Dusun Kertosari, Gombolirang Village, District of Kabat, tempat Rempeg Jogopati dimakamkan, lebih mengenalnya dengan sebutan Ki Rimbug. Ki Rimbug masih keturunan raja Macan Putih. Semasa hidupnya, tokoh yang satu ini menjadi senopati. Dia mengabdikan diri sebagai panglima perang melawan Belanda.
Selama berperang melawan Belanda, lanjut Samsul warga Desa Gombolirang, pihak lawan selalu keteteran melawan pasukan Blambangan yang dipimpin Ki Rimbug. Berdasar cerita turun-temurun, kesaktian yang dimiliki Ki Rimbug terbukti ampuh melawan penjajah. Even, pihak Belanda seperti kehabisan akal untuk melayani perlawanan tentara Blambangan di bawah kepemimpinan Ki Rembug.
“Menurut sejarah, Belanda berkali-kali putus asa melawan Ki Rembug. Even, sampai berkali-kali menawan tentara Blam-bangan agar menceritakan pengapesanKi Rimbug,” imbuh Samsul. Kesaktian Ki Rembug terletak pada senjata yang dimilikinya, yaitu keris Songgo Buwono. That said, keris tersebut mampu menahan meriam Belanda.
“Ukuran keris tersebut dapat berubah sesuai keinginan Ki Rimbug,"said Samuel. Samsul menuturkan, kesaktian Ki Rimbug tidak hanya itu. Ksatria tersebut juga mampu membuat kapal-kapal Belanda bocor hanya dengan menggunakan kekuatan jari tangannya. Kesaktian yang di luar akal sehat itulah yang membuat Belanda kalang kabut menghadapi Ki Rimbug dan pasukannya.
Selain sakti, Ki Rimbug juga suka menggelar semedi, yaitu di kawasan Kedung Kerek di da-erah Bunder, Kabat. Menurut cerita, di daerah itu juga pernah menjadi lokasi pembantaian penjajah Belanda oleh Ki Rimbug dan pasukannya. “Jumlah tentara penjajah yang tewas di sana sangat banyak,” imbuh Samsul. Ki Rimbug selama hidupnya dikenal mengabdikan diri sebagai panglima perang melawan Belanda.
Saking militannya membela negara, kisah hidup Ki Rimbug sering disa-makan dengan Maha Patih Gajah Mada. That is, sama-sama tidak memiliki keturunan karena belum menikah hingga meninggal. “Sehingga keturunannya terputus," he said. Lantaran propaganda Belanda, akhirnya Ki Rimbug meninggal dunia. Because, Belanda mulai mengeluarkan jurus licik.
Mereka mengadu domba tokoh-tokoh dari Madura, Pasuruan, and Situbondo, di bawah komando Alap Alap untuk menyerang Blambangan. even though, dua tokoh tersebut konon masih satu guru. Another version says, kematian Ki Rim-bug karena dibunuh langsung oleh Belanda. But, tidak diketahui pasti bagaimana detail hingga Ki Rimbug terbunuh.
Even, berdasar surat VOC yang dikirim ke ratu Belanda, pasukan Belanda di Blambangan sendiri sebenarnya tidak tahu apakah Ki Rimbug sudah meninggal ataukah tidak. Mereka hanya mendengar dari seorang tawanan bahwa Rimbug terluka parah dan akhirnya meninggal. Ki Rimbug meninggal di wilayah Songgon. Dia dimakamkan oleh para pasukannya secara rahasia di tanah leluhurnya, Tawang Alun, yaitu di Dusun Kertosari, Gombolirang Village, District of Kabat. (radar)
