BANYUWANGI – Masuknya ganja asal Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ke wilayah Banyuwangi membuat anggota Satuan Reserse Narkoba (Satnarkoba) Polres Ba- nyuwangi tidak mau kecolongan lagi. Aparat kepolisian masih terus memeriksa Suharto, 47, Temuasri Village residents, Sempu Kecamatan District, yang tertangkap tangan menjual ganja.
“Suharto mendapatkan ganja dari seorang perempuan yang katanya bernama Khodijah,” cetus Kasatnarkoba Polres Banyuwangi, AKP Wattio, yesterday (5/6). Menurut AKP Watiyo, satu pak ganja berbobot satu kilogram yang disita dari tangan tersangka itu merupakan paket dari Aceh. Polisi kini tengah memburu orang yang menerima kiriman dari Aceh tersebut.
“Untuk mengungkap itu, kuncinya adalah Suharto,” ujarnya kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi. Meanwhile, Suharto yang pernah dihukum dalam kasus judi dan pembunuhan dukun santet itu belum mau membuka mulut lebar-lebar. To the police, Suharto tak mau jujur terkait jati diri Khodijah yang disebut-sebut mengirimi ganja tersebut.
“Kita masih menyelidiki apakah nama Khodijah itu benar-benar ada ataukah tidak,He said. Kasatnarkoba Watiyo mengaku, pihaknya ragu dengan pengakuan Suharto terkait sosok Khodijah. Especially, tersangka menyatakan tidak mengenal perempuan itu. “Suharto tidak tahu alamat orang yang telah mengantar ganja ke rumahnya itu," he said.
Reported yesterday, jaringan pengedar ganja asal Aceh telah merambah Kabupaten Banyuwangi. Dua warga yang diduga sebagai pengedar, yaitu Suharto, 47, dan Agustus alias Salim, 40 (keduanya tinggal di Desa Temuasri, Sempu Kecamatan District), caught by the police. From the hands of the two suspects, polisi menyita satu kardus yang berisi satu pak ganja berbobot satu kilogram, empat bungkus jamu ramuan Pusaka Aceh, dan satu unit sepeda motor Honda GL Pro. (radar)
