The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Electric Pole Protest, Residents Enter Excavated Holes

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

danramil-bangorejo-kapten-agoes-dl-mengambil-gambar-syamsul-arifin-alias-ari-yang-masuk-ke-lubang-yang-akan-dijadikan-tiang-listrik

BANGOREJO – Petugas PLN yang akan memasang tiang listrik di Desa Ringintelu, Bangorejo District, tepatnya di MI Nahdlatussuban dalam kompleks Masjid Jami Al Huda dihadang warga kemarin (17/11). Salah satu tokoh pemuda desa setempat, Syamsul Arifin alias Ari, 35, nekat masuk ke lubang yang akan digunakan menanam tiang listrik.

Aksi nekat Ari itu menjadi perhatian warga, apalagi pemuda itu nekat bertahan meski hujan deras. Dalam pemasangan tiang listrik itu, sejak awal Forpimka Bangorejo melakukan pendampingan dan pengawalan di sekitar lokasi.

Saat petugas memulai menggali, Syamsul Arifin atau Ari, 35, warga Dusun/Desa Ringintelu, Bangorejo District, datang ke lokasi dan meminta pemasangan tiang listrik itu ditunda. “Anda ini siapa, kenapa ini dipasang,” kata Ari kepada petugas PLN dan Forpimka.

Protes yang dilakukan Ari itu mengundang reaksi warga, sejumlah warga akhirnya berdatangan dan masuk ke kompleks masjid, tempat akan didirikan tiang listrik. Meski ada penolakan dari warga, pekerja tetap melanjutkan pengerjaan menggali lubang untuk tiang listrik.

“Saya tidak mau (pemasangan tiang listrik), anak saya sekolah di sini,” cetus Siti, other citizens. around 13.43 penggalian tanah selesai dan tiang listrik mulai dipindahkan ke lubang. Along with it, cuaca yang mulanya cerah mendadak mendung dan hujan.

Para pekerja langsung menghentikan pekerjaan. That's when, Ari yang mulanya hanya berdiri di sekitar masjid berjalan menuju lubang dan masuk hingga kedalaman sampai leher. Aksi nekat Ari itu sontak menjadi perhatian banyak orang.

Secara bergantian petugas Satpol PP, police, dan anggota Koramil, merayu Ari agar mau naik dan menyampaikan keinginannya. Tapi Ari bergeming dan tetap berada di dalam lubang meski hujan turun dengan deras. Ari baru mau keluar setelah ada kesepakatan penundaan dan peralatan pemasangan dipindahkan.

Kepada wartawan Jawa Pos Radar Genteng, Ari mengatakan aksi yang dilakukan itu murni kemauan pribadi. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk penolakan rencana pemasangan tiang listrik. Dia nekat karena aspirasi warga sudah tidak lagi didengar oleh Forpimka.

“Dari awal ketika diajak ngomong, tidak didengerin,He said. Menurut Ari, warga sejak awal tidak setuju dengan pemasangan tiang listrik itu dengan alasan merugikan. It is just, warga tidak berani bersuara dan hanya mengeluh.

“Intinya itu tanahnya tidak mau ditancepin, selama ini masyarakat tidak berani mengeluh," he said. Langkah yang diambil PLN dengan kesepakatan forpimka untuk pemasangan tiang listrik, itu dilakukan dengan cara pemaksaan.

“Masyarakat itu menolak, jangan di paksakan tetap dipaksakan,he explained. Ari berharap dalam menyikapi pemasangan tiang listrik milik PLN ini, Forpimka bisa bersikap netral dan mau mengakomodasi keinginan warga. “Selama ini forpimka itu sikapnya tidak netral, sangat memihak,” tudingnya.

Bangorejo sub-district head, Hardiono, mengatakan pemasangan tiang listrik itu sudah melalui semua prosedur, dan sudah mendapatkan persetujuan dari warga sekitar. “Sudah cukup penjelasan, sudah cukup,He said. Terkait penundaan kegiatan pemasangan tiang listrik, camat menyampaikan kalau pekerjaan itu sebenarnya bisa dilanjutkan. Tapi karena sudah sore, terpaksa dihentikan.

“Akan dilanjutkan besok (today)," he said. Camat Hardiono menegaskan, semua langkah yang diambil forpimka dalam memutuskan pemasangan tiang listrik ini sudah sesuai dengan prosedur. “Ada bukti hitam di atas putih persetujuan dari warga untuk pemasangan,” he said.

Terkait alasan bahaya radiasi yang ditakutkan sejumlah warga, camat menjelaskan berdasar keterangan dari PLN, jaringan yang sedang dipasang itu tidak berbahaya dan bukan jenis sutet. “Tidak berbahaya, tidak ada radiasi, kecuali sutet," he said.

Dia berharap warga bisa menerima karena hal itu untuk kebaikan semua pihak, termasuk warga sendiri. Camat juga menampung jika ada warga yang tidak setuju dengan pemasangan tiang listrik. Dengan alasan yang jelas. “Ya tetap kita dengarkan yang tidak setuju, tapi tidak setuju alasannya apa," he said. (radar)