The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

One Day 40 Person, Kaum Dhuafa Dapat Diskon

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

DI tepi pinggir jalan S. Parman, Sobo Village, Banyuwangi, sebuah kios dengan kaca bening menarik perhatian setiap pengendara yang melintas. Papan nama itu bertuliskan “Pangkas Rambut Kharisma”. Saat masuk ke dalam kios, angin sejuk yang berembus dari luar terasa sekali.

Understood, kios tersebut berada di pinggir jalan raya. Pemilik kios, Suherman, 42, tampak sibuk memotong rambut setiap pelanggannya. Ada anak-anak, young adult, hingga orang tua terlihat mengantre di kios pangkas rambut dekat Hotel Santika tersebut. Terlebih kemarin merupakan hari Minggu, tentunya banyak pelanggan Suherman yang datang untuk merapikan rambutnya.

”Kalau hari minggu selalu ramai. Yang antre dari segala usia, mulai anak-anak hingga kekek-kakek potong rambut di sini,” ujar Suherman sambil memotong rambut salah satu pelanggannya. Meski banyak yang mengantre, tampaknya Suherman tidak terlalu mempedulikan. Dia tetap asyik melanjutkan pekerjaannya untuk memotong rambut dengan penuh teliti.

Dia tidak terlihat terburu-buru meski banyak pelanggan yang mengantre di kios pangkas rambut yang lokasinya di sebelah timur jalan tersebut. ”Biarkan pelanggan mengantre, saya tidak terburu-buru. Yang saya utamakan kepuasan pelanggan. Jadi harus teliti untuk memotong rambut orang, biar hasilnya bagus dan rapi,” jelas bapak dua anak itu.

Selain ketelitian dalam memotong rambut Suherman juga butuh masukan dari pelanggan. Meski dia sudah mengetahui apa yang diinginkan pelanggan, namun tetap meminta masukan terkait apa yang kurang dari hasil kerjanya.

”Kita harus aktif bertanya kepada pelanggan biar tidak salah potong dan sesuai selera pelanggan saya,” he added. Nah, setelah satu rambut pelanggan selesai dicukur, Suherman lantas tidak langsung mempersilakan pelanggannya untuk meninggalkan kiosnya.

Setiap pelanggan yang telah dipotong selalu mendapatkan fasilitas tambahan dan tentunya gratis, yakni sebuah pijatan dari kepala, leher hingga pundak. ”Biar lebih fresh saja, jadi harus dipijat. Tidak ada ongkos tambahan, sudah include dengan ongkos cukur,” terang pria yang sudah menjadi tukang cukur sejak tahun 2008 this.

That's right, saat Jawa Pos Radar Banyuwangi mencoba menikmati layanan pangkas rambut Kharisma, rasa pijatan terasa sekali. Bonus pijatan ini benar-benar membuat kepala menjadi lebih enteng. ”Saya juga sanggup jika diminta memijat, tapi khusus memijat kepala dan pundak saja,” tandasnya lantas terkekeh.

Pangkas rambut Kharisma dikelola dua orang, yakni Suherman dan Budi warga Rogojampi. Every day, kecuali hari raya Idul Fitri, kios pangkas rambut selalu buka. Secara bergantian Suherman dan Budi menjadi tukang cukur di sana. ”Pagi buka pukul 08.00, tutup kadang sampai jam 12 night. Sampai pelanggan habis pokoknya,” he added.

In a day, Suherman dan Budi bisa memangkas rambut 40 pelanggan lebih. Untuk ongkos juga ada perbedaan, jika anak-anak, the fare is Rp 5.000 just. Sementara untuk orang dewasa, dia mematok tarif satu kepala Rp 8.000.

”Tapi kalau kaum dhuafa, misalnya tukang becak atau orang yang tidak mampu, kami beri diskon bayarnya cukup Rp 5.000 just. Sambil bekerja sambil beramal," he said. Agar pelanggan tidak jenuh mengantre, Suherman menyediakan surat kabar di kiosnya agar bisa dibaca-baca oleh pelanggan selagi menunggu antrean.

”Saya sudah menjadi pelanggan harian Jawa Pos Radar Banyuwangi sejak sebelum tahun 2008. Setiap hari saya beli koran, nanti kalau pulang saya bawa lagi korannya agar dibaca istri dan anak saya,” kata pria yang tinggal di Perumahan Puring Asri, Sobo ini.

Pria asli Bondowoso ini menambahkan, menjadi seorang tukang cukur ini memang bukanlah cita-cita dari dirinya. Meski hasilnya tidak seberapa, namun menjadi tukang cukur ternyata sudah bisa memperbaiki perekonomian keluarganya.

Dulu dia yang hanya mengontrak rumah, kini sudah bisa mulai kredit rumah. ”Semua pekerjaan kalau dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan telaten pasti ada hasilnya. Jadi orang juga harus sabar," he concluded. (radar)