The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Terobos Panas, Nyaris Lupa Pakai Helm

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

almostTugas anggota pasukan memadamkan kebakaran (PMK) sangatlah berat dan berisiko. Kurang waspada saat bekerja, bisa berdampak fatal. Seperti kejadian kebakaran toko pertanian di Desa Jajag kemarin. ASAP masih membumbung tinggi di atas toko pertanian Sundari di Jalan Juanda, Jajag Village, Gambiran District, Banyuwangi, that morning. Sejumlah petugas Pemadam Ke bakaran (PMK) tampak sibuk menyemprotkan air di dalam toko yang terbakar.

Puluhan warga tampak berkumpul di depan toko untuk menyaksikan dari dekat upaya petugas menjinakkan api yang menjilat-jilat itu. Bongkahan kayu beberapa kali ter jatuh. But, bongkahan kayu yang sudah gosong itu tidak sampai menimpa petugas tersebut. ‘’Sudah ada pengamannya. Api masih banyak harus segera disemprot banyak air agar lekas padam,’’ tegas Sutikno, petugas pemadam itu.

Kesigapan petugas pemadam harus tetap memperhatikan keselamatan meski dalam situasi emergency. If not, maka akan berisiko cedera dalam pelaksanaan di lapangan. One of the examples, seorang petugas yang baru datang itu spontan langsung masuk ke toko yang terbakar tanpa menggunakan pe lindung kepala. Lucky, Gambiran Police Chief, AKP Ibnu Mas’ud segera mengingatkan. ‘’Kok sampai lupa pakai helm, ayo keluar dulu. Apa sudah kebal api ya,’’ kata Kapolsek Ibnu. Gambiran Police Chief, AKP Ibnu Mas’ud meminta warga untuk menjauh dari lokasi toko yang terbakar itu.

Agar warga tidak melintas, dia langsung memerintahkan anggotanya untuk memasang garis polisi di depan toko tersebut. Kami mohon, warga jangan sampai melewati garis polisi. Karena berbahaya api belum padam. Petugas masih bekerja untuk memadamkan api,'' He said. Kebakaran yang terjadi di toko pertanian Sundari menimbulkan kerugian besar hingga ratusan juta rupiah. Bah can, musibah tersebut membuat sebagian keluarga besar Sukoco, 67, sang pemilik toko meneteskan air mata.

Di sela-sela sibuk menjinakkan api, salah seorang warga menunjukkan kepada koran ini tentang seorang perempuan berpakaian kaus warna kuning yang duduk di seberang jalan. according to her, wanita tersebut tak lain adalah menantu pemilik toko yang terbakar. Wartawan koran ini berusaha mengorek informasi kepada yang bersangkutan terkait insiden kebakaran tersebut. Dari dekat, wajah perempuan berbadan tambun itu masih tampak memerah. Kedua bola matanya tampak berkaca-kaca. Beberapa kali dia terlihat mengusap air mata yang berlinang dengan tangannya.

Se sekali wanita berkulit putih itu mengusap rambutnya yang terurai. Dia tampak masih trauma terhadap musibah tersebut. Sorot matanya terus mengamati toko yang terus mengeluarkan asap. Dear, dia enggan berkomentar seputar kejadian itu. But, perempuan lain yang duduk bersama dia memberikan alasan. ‘’Masih shock, tidak bisa diajak bicara,’’ ujar perempuan itu. Explained, yang mengetahui awal mula kejadian tersebut suami yang bersangkutan. That is why, perempuan tersebut tidak bisa menjelaskan kronologi kejadian itu.

‘’Yang tahu suaminya, gak tahu sekarang di mana,’’ terangnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Di tengah hiruk pikuk petugas pemadam dan kepolisian, Sukoco keluar dari rumah. Pria tua itu tampak berada persis di muka toko yang terbakar. Dia beberapa kali terlibat pembicaraan dengan seorang lelaki yang ada di sampingnya. Pria yang rambutnya sudah memutih itu tidak menunjukkan rasa gelisah. Meski se bagai pemilik toko, tapi dia tidak mengetahui secara pasti kerugian akibat musibah tersebut.

Saat pertama kali diketahui, beberapa cucunya memang akan berangkat ke sekolah. As usual, mereka diantar hingga ke sekolah. ‘’Sekarang, cucu saya sudah ada di sekolah,’’ katanya lirih. Saat muncul api dari atap toko, semua penghuni rumah yang berjumlah enam orang bingung untuk mencari jalan keluar. How not, rumah tersebut berada di belakang toko tersebut. Especially, toko sedang tutup. ‘’Toko memang sedang tutup, mulai buka jam 07.30,’’ terangnya. (radar)