The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

TIAP BULAN 666 WANITA MENJANDA

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Warga-menunggu-giliran-sidang-cera-di-Pengadilan-Agama-Banyuwangi.-Selama-tahun-2015,-PA-memutus-8.000-perkara-cerai.

Medsos Picu Perselingkuhan

Meanwhile, terlepas dari banyaknya faktor penyebab perceraian di Banyuwangi selain karena faktor ketidak harmonisan, tidak ada tanggung jawab, economy, dan gangguan pihak ke tiga, majunya teknologi masa kini, yakni media sosial (social media), juga berperan penting sebagai faktor perceraian rumah tangga.

Kehadiran medsos yang bisa diakses dengan hanya menggunakan telepon genggam dirasa memperlancar komunikasi seseorang dengan pihak ketiga. In other words, medsos bisa digunakan suami atau istri untuk berkomunikasi dengan selingkuhan mereka secara aman dan tentu tidak banyak orang yang tahu.

Tentu hal itu lebih berbahaya. Kemajuan teknologi malah dimanfaatkan segelintir orang untuk berselingkuh. ”Kalau zaman dulu selingkuh harus ketemu. Sekarang selingkuh bisa dilakukan lewat HP, misalnya kirim foto dan video. Itu lebih berbahaya,” jelas Amroni.

Dia mencontohkan kasus perceraian yang pernah dia sidangkan. Saat itu sang suami menggugat cerai istrinya lantaran sang suami mengetahui secara langsung istrinya sering mengirimkan foto-foto telanjang kepada pihak ketiga. Karena sudah terbukti dan dilihat dengan mata kepala sang suami sendiri, akhirnya dia menggugat cerai istrinya tersebut.

”Sang suami itu menunjukkan bukti foto istrinya tanpa selembar baju yang dikirim kepada selingkuhannya. Foto itu ditunjukkan kepada kami yang memimpin sidang,” ungkap Amroni. Berarti, medsos berperan penting atas tindakan selingkuh yang dilakukan suami maupun istri dengan pihak ketiga.

Meski tidak bertemu, selingkuh juga bisa dilakukan melalui kirim foto dan video. Besides that, faktor nikah muda juga mempengaruhi rentannya perceraian di Banyuwangi. Beberapa kasus perceraian yang melibatkan pasangan muda juga banyak terjadi di Banyuwangi.

Kurang siapnya mental pasangan muda juga menjadi alasan mengapa perceraian banyak dialami pasangan usia muda. Kebanyakan pasangan usia muda yang mengajukan nikah di PA Banyuwangi karena terpaksa, misalnya karena hamil.

”Kebanyakan yang mengajukan dispensasi nikah ke PA ini ya karena hamil. Tapi tidak lama setelah menikah itu mereka datang lagi ke PA untuk cerai,” ujar Amroni terheran-heran. Banyaknya faktor yang menyebabkan perceraian itu, dia berpesan kepada warga Banyuwangi yang belum menikah agar mempersiapkan diri, baik lahir maupun batin.

Pasangan suami istri jika ingin awet, Amroni mengatakan, komunikasi merupakan kuncinya. ”Tidak punya uang tapi kalau saling dikomunikasikan dengan baik antara suami dan istri tentu lebih baik daripada harus mencari pasangan lain dengan kondisi ekonomi yang lebih baik. Apapun alasannya, cerai itu perbuatan yang kurang baik," he concluded.(radar)