The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Umur Dua Tahun Sudah Pintar Membuka Pintu

BERDUKA: Pasangan Lailiyah (left) dan Mahmud membawa ponsel berisi foto anaknya kemarin.
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
BERDUKA: Pasangan Lailiyah (left) dan Mahmud membawa ponsel berisi foto anaknya kemarin.

Lepas dari pantauan orang tua, bocah berusia dua tahun bernama Muhammad Bayu Pratama menghilang dari rumahnya di Dusun Sidotentrem, Yosomulyo Village, Gambiran District. Balita itu ditemukan tak bernyawa di sungai Cemetuk, Cluring Village/District.

HUJAN yang mengguyur Banyuwangi Selatan selama beberapa hari terakhir membuat sejumlah ruas jalan Poros Banyuwangi-Jember menjadi tergenang. Besides that, debit aliran sungai juga tinggi dan juga deras. Nah, musim hujan kali ini ternyata berbuah petaka bagi pasangan suami istri (couple) Mahmud, 27, dan Lailiyah, 20. How not, pasutri muda tersebut harus kehilangan anak semata wayangnya untuk selamanya.

Because, anak tunggalnya itu meninggal dunia karena terseret arus sungai di belakang rumahnya. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin menyebutkan, musibah tersebut terjadi pada Selasa sore lalu (4/12). At the time, balita tersebut bermain-main di teras rumah bersama neneknya, dan ibu kandung korban berada di dalam rumah. Ketika ibunya berjalan menuju dapur, ternyata balita tersebut ikut di belakangnya.

At the time, Lailiyah tidak menyangka dan tidak mengetahui bahwa putranya itu mengikuti dari belakang. Karena tidak ada hal yang mencurigakan, Lailiyah pun membereskan sesuatu di dapur, memasak, dan membersihkan lantai Setelah itu, baru disadari bahwa anaknya su dah tidak ada di rumah. ‘’Saya gak tahu sama sekali kalau Bayu ikut saya,’’ jelasnya ditemui di rumahnya kemarin.

Mengetahui sang anak tidak ada, Lailiyah ka get bukan kepalang. Tanpa menunggu waktu, dia bersama keluarga langsung men cari jejak anaknya tersebut. Halaman be lakang rumah berupa kebun bambu sudah dicari. Sungai yang berjarak hanya 20 meter di belakang rumah tersebut juga tidak luput dari pencarian. However, usaha keras itu masih belum membuahkan hasil. Perempuan asli Desa Ringinrejo, Gambiran District, itu langsung menduga bahwa anaknya pergi ke sungai. Because, putranya itu sudah terbiasa bermain-main di belakang rumah. ‘’Waktu itu memang hujan deras,'' he recalled.

Dia juga menjelaskan bahwa anaknya tersebut memang sudah bisa membuka pintu sendiri meskipun usianya masih sangat belia. ‘’Anak saya pintar sekali, buka pintu sendiri bisa.’’ katanya berkaca-kaca. At the time, kenang dia, aliran sungai yang biasanya bening berubah menjadi keruh. Dia pun berprasangka buruk bahwa putranya tersebut mengalami musibah di sungai. Dugaan tersebut ternyata berbuah kenyataan. Because, yesterday morning, putranya di temukan warga di sungai dalam keadaaan su dah tidak bernapas. ‘’Tadi malam orangorang masih mencari, tapi nggak ketemu.

Baru ketemu tadi pagi dan langsung di makam kan," he explained. Mahmud, ayah korban, add, when it happened, dirinya tidak ada di rumah. See chapter, selama ini dirinya bekerja di tambak di Kecamatan Wongsorejo. ‘’Saya dikabari anak saya tidak pulang jam 16.30. Saya lang sung pulang,'' he explained. Pasutri tersebut sangat terpukul atas musibah tersebut. Until yesterday, mereka ma sih diliputi kesedihan mendalam. Meanwhile, Kapolsek Gambiran AKP Ibnu Mas’ud menegaskan, tidak ada tandatanda penganiayaan pada jasad balita tersebut.

even so, ada sejumlah luka di beberapa bagian tubuh korban. ‘’Ada lebam karena terbentur batu,'' He said. AKP Ibnu menjelaskan, balita tersebut diserahkan kepada pihak keluarga yang bersangkutan. ‘’Dia meninggal dunia karena tenggelam dan terseret air sungai,'' he explained. Because of that, Kapolsek Ibnu mengingatkan warga agar lebih hati-hati dalam menjaga anak. Because, balita ini mengalami musibah karena lepas dari pantauan orang tua. ‘’Kita sangat berharap warga lebih berhati-hati agar kejadian ini tidak terulang,"hope". (radar)