The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Wali Murid Keberatan Sumbangan

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

SONGGON – Kucuran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan sekolah. The proof, sejumlah sekolah di Banyuwangi masih melakukan pungutan. Seperti yang terjadi di SMPN I Songgon. Di sekolah tersebut, setiap siswa dibebani biaya dengan nominal bervariasi. Itu tergantung kelas masing-masing. Tiap siswa kelas XI, for example, in the year 2012 ini ditarik biaya Rp 650 thousand.

Hal itu memantik reaksi keras sejumlah wali murid. Because, pungutan tersebut dirasa sangat memberatkan. “Bagi saya dana itu cukup besar dan sangat memberatkan,” cetus Jumadi Abdullah, one of the student's parents, to Jawa Pos Radar Banyuwangi yesterday. according to her, pungutan tersebut merupakan hasil pertemuan komite sekolah dan wali murid tanggal 1 October 2012 then. However, musyawarah itu sebetulnya belum menghasilkan keputusan.

Nggak ada kesepakatan tertulis,” tegas warga Desa Sumber Bulu, Songgon District, that. Dalam rapat itu, he said, dana yang diajukan sekolah lebih besar, i.e. Rp 750 thousand. But, ada beberapa poin yang dirasa janggal. “Mulai anak saya kelas satu sampai kelas tiga, yang diusulkan nyaris tak berubah,"He regretted. He revealed, anaknya yang duduk di kelas VII ditarik uang Rp 420 thousand. Pada tahun berikutnya dibebani biaya Rp 450 thousand.

Tahun ini narik lagi dengan jumlah lebih besar. Dulu saya hanya diam, tapi lama-lama kok keterlaluan,He said. Terkait tarikan itu, dia mendesak agar sekolah merevisi ulang kebijakan tersebut. Because, dana tersebut benar-benar sangat memberatkan. ’’Toh, pada dasarnya nggak ada namanya tarikan di sekolah dalam bentuk apa pun. Itu namanya pungutan liar (extortion) dan menyalahi aturan," he explained.

Ketua Komite SMPN I Songgon, Bariyanto, membantah melakukan pungli. Yang benar, he said, pungutan itu sifatnya sumbangan. ’’Itu bukan pungli tapi sumbangan. Lebih jelasnya datang ke sekolah ya,’’ katanya melalui ponselnya kemarin. Meanwhile, kepala sekolah yang bersangkutan masih belum bisa dimintai keterangan.

Wartawan koran ini sudah menghubungi berulang kali. Meski ponselnya aktif, tapi tidak diangkat. Pesan singkat yang dikirim juga tak di balas. (radar)