The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Boyolangu Residents Hold Puter Kayun Tradition

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Beragam tradisi lokal mewarnai Banyuwangi selama bulan Syawal ini. Jika sebelumnya ada ritual adat Barong Ider Bumi dan Seblang Olehsari, kini digelar ritual Puter Kayun.

Puter Kayun sendiri merupakan tradisi yang dilakukan warga Boyolangu, saat memasuki hari ke sepuluh bulan Syawal. Puter kayun adalah ritual menepati janji warga Boyolangu kepada para leluhur yang telah berjasa membuka jalan di kawasan utara Banyuwangi.

Mereka melakukan napak tilas dengan menaiki dokar (delman) hias dari Boyolangu menuju pantai Watudodol. Tradisi naik delman hias ini digelar dari depan kelurahan Boyolangu, Giri . District.

That morning, warga dari berbagai perkampungan di Boyolangu telah berkumpul di depan kelurahan sambil menaiki dokar hias layaknya andong wisata. Sambil berdandan khas Using, yakni mengenakan pakaian adat serba hitam dan udeng. Tak lupa memakai kaca mata hitam, mereka duduk di dalam dokar dan siap melakukan ritual puter kayun menuju Watudodol.

At least there 20 dokar hias yang akan melakukan tradisi ini. Di dalam delman penuh berbagai perbekalan untuk dibuka saat tiba di watu dodol. Mereka tampak semangat mengikuti tradisi yang sudah bertahun-tahun ini.

One of them, Baiturrohman (33). Dia mengaku sudah sejak kecil mengikuti tradisi ini. Bahkan dia tak pernah absen ikut naik delman ini, karena menurutnya itu bukti ketaatan pada leluhur.

Ini ritual wajib dan harus diikuti. Tradisi ini kan ini menyenangkan, bisa pergi ke watudodol rame-rame naik dokar. Apalagi saat di sana nanti kita gelar selamatan, itu sangat menyenangkan,” he said, Sunday (24/7/2018).

Puter Kayun kali ini dibuka oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (HR) Sudjani. On that occasion, Sudjani mengatakan bahwa tradisi yang masuk agenda wisata Banyuwangi Festival (B-Fest) this comes from a society that grows from the bottom.

This unique tradition, he continued, can be a community identity. Therefore, pemerintah daerah akan terus mendukung dan mewadahi agar kelestariannya tetap dapat dipertahankan.

Banyuwangi festival akan konsisten mengangkat tradisi lokal masyarakat setempat, including the tradition of Puter Kayun Boyolangu. In addition to maintaining existing traditions and rituals, ini juga sebagai cara untuk menumbuhkan banyak obyek atraksi wisata di Banyuwangi,” he said.

Sudjani pun menambahkan, begitu menariknya tradisi ini juga akan jadi tema Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2018 this.

Meanwhile, Ketua Panitia Muhammad Ikrom menambahkan, tradisi ini terus digelar sebagai napak tilas jejak Ki Buyut Jakso, Ancestors of Boyolangu residents who are believed to be the first to build roads in the northern area of ​​Banyuwangi.

“That said, saat membuka jalan di sebelah utara, Belanda meminta bantuan pada Ki Buyut Jakso karena bagian utara ada gundukan gunung yang tidak bisa dibongkar. Ki Jakso lalu bersemedi dan tinggal di Gunung Silangu yang sekarang jadi Boyolangu. For his magic, akhirnya dia bisa membuka jalan tersebut sehingga wilayah itu diberi nama Watu Dodol, yang artinya watu didodol (dismantled),” said the Chairman of the Puter Kayun committee, Mohamad Ikrom.

Since that, lanjut Ikrom, Ki Buyut Jakso berpesan agar anak cucu keturunannya harus berkunjung ke Pantai Watu Dodol untuk melakukan napak tilas apa yang telah dilakukannya.

“Because at that time, almost all Boyolangu people worked as coach drivers, maka mereka mengendarai dokar untuk napak tilasnya,” he said.

After arriving at Watu Dodol, they held a celebration. Some traditional leaders also sprinkle flowers of various kinds into the sea to honor their predecessors who died while building roads.

Before the implementation of puter kayun, This tradition begins with a number of rituals. Dimulai dari nyekar ke makam Buyut Jakso dan tradisi kupat sewu (a thousand rhombuses) yang digelar tiga hari sebelum puter kayun dan pertunjukan barong pada malam puter kayun.