The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Residents Demand Total Dredging

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – The feud between residents around the Eastern Cross Route (JLT) Kelurahan Lateng dan Kelurahan Kampung Mandar dengan PT. Rahmat Basuki Paper (KBR) sepertinya masih belum tuntas. Setelah beberapa kali mencoba berdialog hingga melakukan hearing di kantor DPRD, yesterday (20/5) warga memprotes PT. KBR dengan cara menghadang truk yang membawa limbah pabrik.

Warga beranggapan PT. KBR tidak serius dalam menangani masalah limbah tersebut. According to them, pengerukan hanya dilakukan tepat di bawah aliran pembuangan limbah. even though, dampak limbah tersebut memanjang sampai selatan aliran pantai dari JLT Kelurahan Lateng dan Kelurahan Kampung Mandar.

“Kalau memang tidak serius, biar warga yang akan berdemo menemui mereka. Dampaknya ini luas, kenapa yang diambil hanya di situ,” ujar Saleh, 52, salah seorang koordinator nelayan Kampung Mandar. Ditambahkan Mujiono, 45, yang juga warga Kampung Mandar, truk pengangkut limbah menambah masalah baru karena melewati Jalan Belitung yang ukurannya sangat sempit.

Tindakan itu, kata Muji, membuat warga semakin geram dengan PT. KBR. “Kami juga mencurigai mereka tidak hanya mengeruk limbah, tapi juga pasir. Beberapa hari lalu kami mengikuti tiga truk KBR. Yang dua masuk pabrik, sedang satunya membawa pasir laut terus ke arah Ketapang,” terang Mujiono.

Selama ini PT. KBR sering membingungkan karena sulit diajak bicara langsung. So that, penanganan limbah terkesan lama. “Surat untuk penghentian aliran limbah sudah dikeluarkan BLH. Tapi seperti yang Anda lihat, sungai yang membawa limbah masih mengalir,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Meanwhile, terkait perkembangan kasus limbah Plt. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banyuwangi, Husnul Chotimah mengatakan, peraturan penghentian aliran limbah masih berlaku. However, yang dilarang adalah pengaliran air limbah, bukan penghentian produksi.

“Kalau air yang mengalir itu kan bukan hanya dari PT. KBR, karena sungai juga digunakan warga sekitar. Hal itu juga yang disampaikan Lurah Kampung Mandar kepada warga dan kami,” jelas Husnul. Besides that, alat pengolah limbah di fasilitas instalasi pengolahan air limbah (WWTP) PT. KBR yang selama ini ditunggu sudah tiba.

Hasil air limbahnya kemarin (20/5) malam sudah diambil untuk pengujian kualitas. Hasilnya baru keluar dua minggu kemudian. Nanti akan diketahui apakah PT. KBR masih boleh membuang air limbah ataukah tidak. “Kalau terkait pengerukan, kita masih melihat bagaimana PT. KBR mengerjakannya. Yang penting sudah berjalan,” Pungkas Husnul. (radar)