SMOOTH – Meski saat ini masih berstatus waspada, namun Gunung Ijen yang memiliki ketinggian 2.386 meters above sea level (masl) itu menyimpan ancaman tersembunyi. Berdasarkan keterangan dari petugas pemantau gunung api (GAPP) Ijen, Bambang Heri Purwanto, saat ini fenomena yang dialami gunung Ijen adalah menyusutnya air di dalam kawah. Penyusutan itu sekitar 20 meter dari ketinggian bibir kawah. Berkurangnya debit air dalam kawah itu diduga disebabkan air merembes keluar menembus dinding kawah.
Heri menjelaskan, hal ini bisa terjadi karena air di Kawah Ijen merupakan cairan asam yang memiliki Ph di bawah 7 (Ph normal air minum). Based on notes, Ph air di Kawah Ijen mencapai angka 0.5. Automatic, daya rusaknya sangat kuat. “Airnya sekarang ini merembes keluar hingga masuk ke sungai,” kata Heri Dampak negatif dari pencemaran asam adalah kualitas air permukaan. Impact, berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan bahkan menyebabkan kematian tanaman.
Besides that, ibu hamil yang mengkonsumsi air dengan kandungan tinggi asam bisa berisiko bayi lahir prematur atau meninggal pada ibu hamil. Pencemaran terhadap tanah permukaan ini dibenarkan Wakil Manajer Kebun Pasewaran PTPN XII, Mulyadib Eko Purnomo. According to him, lahan milik PTPN XII yang berada di wilayah Kecamatan Banyuputih, Situbondo, kini tidak bisa ditanami tanaman selain tebu. even though, 15 last year, di tempat itu bisa ditanami segala jenis tanaman.
Hal ini terjadi karena kualitas air menurun dan air permukaan telah banyak mengandung asam dari rembesan Kawah ijen. “Sekarang hanya tebu, But,” kata pria berambut putih ini. Meanwhile, keberadaan Kawah Ijen dan Gunung Raung di Bumi Blambangan yang masuk dalam kategori gunung aktif perlu diwaspadai. Because, sewaktu-waktu di dua gunung tersebut bisa terjadi bencana. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Regional Disaster Management Agency (BPBD) Banyuwangi mengadakan rencana kontinjensi (renkon).
Renkon yang digelar di Mirah Hotel sejak kemarin (27/11) melibatkan Kodim 0825 beserta jajaran koramil di wilayah terdampak. Besides that, Polres dan Polsek di wilayah terdampak, PMI, dan juga masyarakat umum. Acara yang dijadwalkan selesai hari ini dimaksudkan untuk memperkirakan skenario yang dilakukan jika sewaktu- waktu gunung tersebut meletus. Skenario itu meliputi pengaturan komando penanggulangan bencana, perkiraan kerugian yang timbul, kebutuhan relawan dan juga logistik. “Secepatnya hasil renkon ini akan kita serahkan kepada bupati agar disetujui,” kata Wiyono, kepala BPBD Banyuwangi. (radar)
