The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Diah Menunggu Pemasangan Selang

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Hadiah-Restu-Angelina-Balita-Penderita-Hydrocephalus-di-Banyuwangi

BANYUWANGI – Kondisi terakhir balita penderita hydrocephalus stadium akhir, Hadiah Restu Angelina, 5, yesterday (29/1) semakin tampak membaik. Anak pertama Nur Hariyadi (alm) dan Hartatik, 29, itu tinggal menunggu pemasangan selang di kepalanya setelah semua luka di kepalanya sembuh dan kering.

Menurut Ponijah, 56, nenek balita asal Kelurahan Bulusan, Kalipuro District, tersebut cucunya sudah bisa menerima makanan rumah sakit. So that, dirinya tidak lagi kesulitan memberikan makanan. Besides that, penyakit dermatitis yang juga menghinggapi kulit Diah tidak tampak lagi.

“Tidurnya juga sudah mulai lancar dan teratur. Kepalanya juga sudah dicukur semua, tinggal nunggu luka-lukanya kering baru dipasangi selang,” kata Ponijah sambil menunjuk luka di kepala cucunya. Meanwhile, dr. Firman A. Sanjaya, dokter spesialis saraf yang menangani Diah, mengatakan dirinya belum dapat menentukan kapan pemasangan selang dapat dilakukan.

Because, dirinya masih menunggu kulit-kulit lunak di kepala Diah dan tampak seperti luka tersebut mengering. “Kita tunggu dulu bagaimana perkembangannya, tergantung nutrisi yang diterima. Kalau bagus, ya bisa cepat kering,” ujar dokter spesialis bedah tersebut.

Firman menambahkan, tindakan medis yang dilakukan nanti difungsikan untuk mengurangi cairan di dalam tempurung kepala Diah. He added, tulang kepala Diah sudah membesar seiring bertambahnya cairan yang memenuhi kepalanya.

Yang mungkin dapat dilakukan adalah mengurangi lingkar kepala Diah yang awalnya 78 centimeter menjadi 50 centimeter. Saat ditanya kemungkinan dapat kembali normal, Firman menyebut hal tersebut sulit dilakukan karena otak Diah sudah tidak tumbuh lagi.

Yang memungkinkan adalah mengurangi ukuran lingkar kepala, sehingga memudahkan keluarga merawat balita tersebut. “Mungkin bisa dilakukan pemotongan tulang, tapi nanti tergantung keluarga. Fokus kita hanya mengurangi cairan supaya keluarga mudah merawat,” kata dr. Firman. (radar)