ROOFTILE – Berbagai upaya dilakukan pemerintah demi membendung aksi corat-coret seragam dan konvoi di jalan raya pada hari pengumuman hasil ujian nasional (nail). However, para pelajar di Banyuwangi tetap nekat coratcoret seragam dan berkonvoi. Seperti yang dilakukan sejumlah pelajar di jalan raya Jember, tepatnya di Desa Setail, Tile District, yesterday. Ketika konvoi, para pelajar itu banyak yang tidak menggunakan helm. Tidak sedikit sepeda motor yang dikendarai itu ternyata protolan.
Observation Java Post Radar Banyuwangi, peserta konvoi itu bukanlah siswa Kecamatan Genteng, melainkan siswa sebuah SMK di Kalibaru. Para peserta konvoi sempat berhenti di perempatan dekat SMK 17 Rooftile, tepatnya di Desa Setail, Tile District. Mereka tampaknya mencari teman agar pawai tersebut bertambah ramai. Lantaran tidak mendapat teman lagi, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan menuju kota Genteng.
In that action, tidak tampak petugas kepolisian. Hal itu membuat para peserta konvoi menjadi lebih leluasa. However, mereka tetap tidak berani melalui jalur perkotaan. Worried, jika melalui jalur perkotaan, mereka akan diobrak aparat kepolisian. Therefore, di pertigaan MTsN Genteng, Setail Village, mereka memilih berbelok ke utara. Di antara segerombolan motor itu, satu siswa bertugas sebagai pengatur lalu lintas layaknya petugas.
Pelajar itu melambailambaikan tangan dan berteriak agar temannya berbelok sesuai arah yang dia isyaratkan. Then, para pelajar itu berkumpul di Delta Maron, Kulon Tile Village, Tile District. ‘’Muat yang besar di koran, But. Ini dari SMK Kalibaru,” cetus salah satu peserta konvoi.
Aksi konvoi dan corat-coret pakaian pada hari kelulusan tingkat SMA itu dianggap sudah tradisi. Because of that, mereka beranggapan bahwa perbuatan itu sayang jika dilewatkan. ‘’Kalau nggak sekarang, kapan lagi,” cetus peserta konvoi yang lain. Konvoi kemarin tetap tertib, meski beberapa kali suara motor mereka memekakkan telinga. (radar)
