The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Mengubah Botol Bekas Menjadi Lampu Hias

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BELASAN tabung kaca bermotif, tampak berjejer di teras rumah Khoirul Anam di Dusun Krajan, RT 1, RW 3, Gambiran Village/District. Sebagian kaca itu ada yang pecah. Sejumlah perlengkapan grenda listrik ukuran kecil dan lem, terlihat berserakan.

Khoirul tampak sibuk memasang rangkaian resistor dan lampu LED pada cupping tempat lampu. One by one, lampu dicoba dan dipastikan berfungsi dengan baik. Sejak lima bulan lalu, putra pasangan Ahmad Habib, 52, dan Koniah, 45, itu memiliki kesibukan baru, merangkai lampu hias berbahan dasar botol bekas.

Alumnus SMK Muhammadiyah Genteng itu menghabiskan hari-harinya dengan bergelut bersama tumpukan botol bekas dan lampu-lampu LED. Aktivitas itu mulai dari memotong, merangkai, dan menyetel lampu yang semuanya dikerjakan di teras rumahnya.

Di tangannya bahan-bahan tersebut digabungkan menjadi sebuah lampu hias yang cukup artistik. Pancaran sinar warna warni dari dalam lampu, memantulkan motif yang terdapat di badan botol. Motifnya pun bermacam-macam, mulai dari gambar dedaunan dan bunga hingga karakter kartun.

Ide pembuatan lampu hias itu muncul setelah jenuh bekerja sebagai buruh jahit di daerah Denpasar, Bali. At that time, dia mengaku ingin membuat kreasi yang bisa dikerjakan di rumah. Setelah melalui proses penggalian ide, muncullah gagasan untuk memanfaatkan botol bekas itu.

“Sebelumnya saya menjahit di daerah Jalan Imam Bonjol, Denpasar,he explained. Lampu karya Khoirul itu, kini mulai dikenal oleh pelanggan di luar daerah. Peminat lampu karyanya itu, sebagian besar kalangan remaja dan mahasiswa. Para pemesan tidak hanya dari daerah Banyuwangi, tapi juga ada yang dari Kalimantan.

“Pemesan pertama itu mahasiswa dari Jogjakarta," he said. Khoirul menyebut untuk memulai karyanya ini, sempat tidak berjalan mulus. Mulai dari ide hingga pembuatan untuk yang pertama, membutuhkan waktu hingga dua bulan. “Yang sulit itu menentukan botol dan memotongnya,he explained.

Dalam sehari Khoirul mengaku bisa menyelesaikan sekitar lima lampu. Proses paling lama dari pembuatannya, itu terletak pada proses pembuatan motif di tabung kaca. Semua motif itu, dibuat secara manual menggunakan grenda. “Saya menggunakan grenda untuk membentuk gambar ini," he explained.

Dalam proses pemasaran mengandalkan media sosial dan platform jual beli online yang lagi ngetren di tanah air. “Saya pasarkan di instagram dan tokopedia juga,” jelasnya pada Jawa Pos Radar Genteng. Saat ini tantang an terbesar yang harus dihadapi oleh Khoirul itu adalah ancaman pembajakan karya. Tapi itu sejak awal sudah dia sadari. “Lha ya itu, kalau dibajak oleh orang ya sudah,he explained.(radar)