The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

COGS Too Low, Farmers in Banyuwangi Refuse to Sell Grain and Rice to Bulog

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
News
COGS Too Low, Farmers in Banyuwangi Refuse to Sell Grain and Rice to Bulog

Petani di Banyuwangi melangsungkan masa panen padi. (Photo: While. Indonesian Voice)

INDONESIAN VOICE, BANYUWANGI – Serapan gabah dan beras di tingkat petani yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog) Banyuwangi, East Java, nampaknya kurang maksimal.

Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi, Harisun said, throughout 2023 pihaknya hanya bisa menyerap 11 persen gabah dan beras dari target yang ditetapkan.

“Targetnya itu 50 thousand tons, kita baru menyerap hampir 6 ribu ton sepanjang tahun ini,” ujarnya kepada wartawan, Friday (22/12/2023).

The cause, karena harga pembelian pemerintah (HPP) yang seringkali berada di bawah harga pasar membuat petani enggan menjual berasnya ke Bulog.

Harisun mencontohkan, seperti HPP beras medium di gudang Bulog dengan harga Rp 9.950 per kilogramnya. Ternyata dengan spek dan kualitas yang sama, di pasaran bisa mencapai Rp 12 thousand.

Akhirnya baik petani maupun mitra Bulog lebih memilih menjual ke pasar untuk mendapatkan keuntungan lebih.

“Jadi jujur saja, sampai hari ini penyerapan yang dilakukan oleh bulog itu minim. Because, mungkin HPP yang ditawarkan pemerintah tidak begitu menarik bagi mereka,” sambungnya.

Begitu pula dengan gabah, HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani berada di harga Rp 5.000/kg, gabah kering panen (GKP) di tingkat penggilingan Rp 5.100/kg.

Kemudian gabah kering giling (GKG) di penggilingan HPP nya Rp 6.200/kg, sementara gabah kering giling (GKG) di gudang BULOG Rp 6.300/kg.

“Sedangkan di pasaran harga bisa di atas itu. So that, teman-teman petani cenderung menjual ke pasar, karena selisihnya lebih banyak,"Account".

Nevertheless, Bulog Banyuwangi memberikan peluang kepada petani maupun mitra untuk menjual hasil pertanian lokal ke Bulog.

Overall, kata Harisun, stok beras di gudang Bulog masih melimpah dan aman sampai satu tahun kedepan.

“Untuk keperluan Nataru dan Lebaran kedepan masih aman. Karena stok beras di kami lebih 13 thousand tons. Beras ini tidak hanya serapan dari petani, melainkan juga terdapat beras impor," he concluded. (*)

» Click more news on Google News INDONESIAN VOICE

herald : Muhammad Nurul Yakin
Editor : Mahrus Sholih


source