The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Favorite School Graduates Fall

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Para-calon-siswa-baru-saat-antre-mendaftar-di-SMAN-1-Genteng-Senin-lalu

Pakai Kurikulum 2013 malah Dapat Skor Kecil

ROOFTILE – Para siswa dari sekolah favorit banyak yang berguguran pada pendaftaran peserta didik baru (PPDB) reguler di hari kedua kemarin (28/6). Saat mendaftar di SMAN yang diunggulkan, mereka terpental dari zona aman.

Sejumlah sekolah favorit yang siswanya banyak terpental itu adalah SMPN 1 Rooftile, SMPN 1 Cluring, dan SMP Bustanul Makmur, Rooftile. Peraih nilai ujian nasional (nail) terbaik di Kabupaten Banyuwangi, Dewangga Sakti Satria Kinasi, dari SMPN 1 Cluring juga terpental.

Dia berada di urutan di atas 250 saat mendaftar di SMAN 1 Rooftile. Sejumlah pendaftar gagal masuk ke SMAN yang diunggulkan lantaran ketiga sekolah itu menggunakan Kurikulum 2013 (K13) dengan nilai rata-rata rapor menggunakan nilai 1 until 4.

“Ini jelas sangat merugikan,” terang Samsul Hadi, salah satu wali murid asal Desa Kaliploso, Cluring District. Samsul mengaku posisi anaknya yang mendaftar di SMAN terancam karena rata-rata pada rapor menggunakan nilai kecil itu.

“Saya sudah tanya ke dinas pendidikan, katanya itu sudah diatur oleh petugas di bagian server,He said. But, petugas bagian server saat didatangi hanya berjanji akan segera merampungkan entry hasil konversi dari nilai rata-rata rapor di sekolah yang menggunakan K13.

“Katanya akan dilembur. Ini kok bisa ya. Sampai hari pen daftaran kok masih belum tuntas," he said. Proses konversi nilai rata-rata rapor yang belum tuntas itu membuat kepala SMPN 1 Cluring, Sudarman, kerepotan. Because, tidak sedikit wali murid yang datang ke sekolah untuk menanyakan nilai yang kecil itu hingga anaknya tidak bisa masuk ke sekolah negeri.

“Banyak yang datang ke sekolah, saya sampaikan semua sudah diurus,He said. Sudarman berharap para siswa bisa diterima di sekolah yang diinginkan. Bila sampai hari ini hasil konversi tidak tuntas, maka untuk penghitungan sebaiknya dilakukan secara manual.

“Saya minta dihitung secara manual, karena nilai rata-rata konversi sudah ada," he asked. Meanwhile, PPDB SMA committee 1 Rooftile, Abdul Latif |, me ngatakan panitia di sekolah hanya bisa meng-entry data yang sudah ada. recognized, banyak pendaftar dari sekolah yang menggunakan K13 terpental karena jumlah skor mereka kalah.

“Kalau sampai besok (today) masalah konversi belum tuntas, kita akan konsultasi ke dinas pendidikan," he said. Tingginya siswa dari sekolah yang menggunakan K13 tidak lolos karena skor kecil, banyak dimanfaatkan para siswa yang memiliki nilai unas di bawah 30 mendaftar ke SMAN 1 Purwoharjo.

“Siswa yang punya nilai unas di bawah 30 banyak yang daftar dan masuk,” cetus ketua panitia PPDB SMAN 1 Purwoharjo, Dwi Hariyono. Berdasar data pendaftaran yang masuk, it's clear, ada sedikitnya 40 pendaftar dari SMPN 1 Cluring terpental karena skor kalah. even though, nilai unas mereka hampir semua di atas 30.

“Kalau nilai konversi jalan, for 40 anak dari SMPN 1 Cluring itu bisa masuk semua, dan nilai unas yang rendah akan tergeser," he said. Kondisi yang tidak beda terjadi di SMAN 2 Rooftile. Di sekolah itu para siswa yang gagal mengikuti PPDB jalur mandiri ramai-ramai masuk melalui jalur reguler.

Mereka mendesak mendaftar melalui jalur reguler karena yakin bisa diterima,said the Head of SMAN 2 Rooftile, Istu Handono. (radar)