The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Merasa Punya Hak, Ratusan Warga Kendalrejo Babat Hutan

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Warga-membabati-tanaman-di-bawah-pohon-tegakan-di-hutan-RPH-Tegalsari,-BKPH-Curahjati,-KPH-Perhutani-Banyuwangi-Selatan,-Monday

TEGALDLIMO – Ratusan warga Kampung Erfpacht, Dusun Paluagung, Kendalrejo Village, Tegaldlimo . District, turun ke hutan, Monday (25/7). Mereka membabati lahan hutan di RPH Tegalsari, BKPH Curahjati, KPH Perhutani Banyuwangi Selatan.

Warga merasa memiliki hak untuk menggarap lahan itu, dengan alasan lahan yang dikelola Perhutani itu termasuk verponding yang telah dikelola secara turun-temurun. “Kami hanya ingin membersihkan perdu liar agar dapat ditanami kembali, lahan itu bukan milik Perhutani,” ujar Sugiyanto, 43, salah satu tokoh masyarakat setempat.

Surat dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), light him, menunjukkan kalau lahan itu verponding dengan nomor 754, dengan luas mencapai 124 hectare. “Dulu ini (land) bagian milik kami, jadi kami berhak mengambilnya kembali. Tapi kini dikuasai oleh pihak Perhutani dan ditanami pohon sengon,He said.

In that action, warga dengan membawa parang dan celurit membabat lahan yang banyak ditumbuhi tanaman perdu atau ilalang. Aksi bersih-bersih hutan itu tidak hanya dilakukan oleh kaum lelaki, para ibu-ibu juga banyak yang ikut.

“Semuanya ikut, around 300 kepala keluarga, kalau tidak ikut tidak akan dapat bagian," he explained. Aksi warga yang membersihkan tanaman perdu itu, sempat dihentikan oleh aparat keamanan. Babinsa dan petugas Perhutani meminta warga untuk menghentikan aksinya itu.

“Kalau ada persoalan, selesaikan dengan cara yang santun dan baik, duduk bersama untuk bermusyawarah mencari mufakat,” pinta Danramil Tegaldlimo, Captain (inf) Eko Sugiyanto. Setelah sempat terhenti, warga kembali melanjutkan aksinya dengan membabati tanaman liar di hutan.

Petugas Perhutani tidak bisa berbuat banyak. Because, warga mulai marah dengan terus membersihkan hutan. “Asal tidak merusak tegakan yang kami tanam, ya kami biarkan. Tapi kalau sampai membabat pohon, kita ambil tindakan,” cetus Kepala RPH Tegalsari, Sumarji.

Mengenai keberadaan lahan itu, Perhutani memiliki versi lain. Menurut Sumarji, lahan yang kini diperebutkan warga itu merupakan milik Perhutani yang berada di hutan petak 100, wilayah RPH Tegalsari, BKPH Curahjati, South Banyuwangi KPH.

“Luasnya ada 12,9 hectare, tapi wilayahnya berpencar,he explained. Previously, light him, lahan itu merupakan hutan jati. Pada tahun 1998 dibabat habis dan menjadi lahan terbuka. Setelah itu, oleh warga ditanami tanaman pangan. Along with it, Perhutani menanam pohon sengon. Since 2010, lahan itu ditutup karena tegakan sudah tinggi.(radar)