The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Nekat Renang Malam, Sempat Terseret Arus saat Evakuasi

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
From left, Petugas BBKSDA Jatim Purwanto dan Vivi Primayati, Zainur Rohman, Abu, Sholeh Hasan, dan Sofyan Hariyanto di Pantai TPQ Sunan Kalijaga, Dusun Andelan, Sumberkencono Village, Wongsorejo District, Banyuwangi.

SIAPA sangka, kejadian hampir sama terulang kembali di Wongsorejo. Last year, date exactly 25 April 2017, nelayan di Desa Alasrejo, Wongsorejo District, menemukan dua ekor penyu.

Dua satwa itu ditemukan tersangkut di jaring nelayan dan areal rumput laut di perairan setempat. Soon, nelayan setempat yang bernama Didik, langsung menghubungi Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF).

Malam itu juga, dua satwa dilindungi itu diserahkan nelayan kepada petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim dan pengurus BSTF. Menurut Didik, dua ekor penyu itu ditemukan pertama kali oleh Paimin warga RT03/RW03 Desa Alasrejo, Wongsorejo, around 17.00.

At that time, dia sedang melakukan perawatan rumput laut di perairan tersebut. Saat itu dilihatnya dua ekor penyu tersangkut tali rumput laut. Paimin langsung berusaha melepaskan jeratan tali yang mengikat kaki penyu itu.

Setelah terlepas, penyu itu langsung dievakuasi ke pantai. Karena bingung, Paimin menghubungi Didik. Next, Didik langsung melaporkan temuan penyu itu kepada pihak BBKSDA dan BSTF.

Setelah dirawat tiga bulan dan kondisinya sehat, dua penyu itu dilepasliarkan oleh Kepala BBKDSA Jatim Kantor Seksi Banyuwangi, Sumpena bersama para relawan BSTF dan Jawa Pos Radar Banyuwangi di Pantai Cacalan pada Agustus 2016.

Nah, siapa sangka kalau peristiwa serupa terulang kembali setahun kemudian. Sore itu tanggal 26 April 2017, Didik tiba-tiba menghubungi Pendiri BSTF Wiyanto Haditanojo. ‘’Pak Wiwit (sapaan akrab Wiyanto, Red), ada nelayan yang menemukan penyu seperti tahun lalu,’’ ujar Didik kepada Wiyanto.

Sore itu juga, Wiyanto melaporkan informasi itu kepada BBKDSA Jatim kantor Seksi Banyuwangi. Sore itu juga, BSTF bersama Jawa Pos Radar Banyuwangi dan dua petugas BBKDSA Jatim, Purwanto dan Vivi Primawati langsung ber gerak menuju lokasi.

sadly, Didik yang memberikan informasi tidak bisa bergabung mengawal tim yang datang ke Wongsorejo. Because, Didik harus berangkat ke Situbondo sore itu juga. Dia hanya memberikan nama dan nomor telepon nelayan yang akan menyerahkan penyu yang tersangkut jaring itu.

Ternyata lokasi penyu tersebut masuk kawasan Pantai Andelan, Sumberkencono Village. Penyu malang yang ditemukan nelayan itu untuk sementara diletakkan di kerambalikan kerapu yang dikelola oleh keluarga Haji Hasan.

‘’Seperti apa kondisi penyu itu, saya belum tahu persis,’’ jelas Sholeh Hasan, 21, anak pemilik keramba ikan kerapu di kawasan itu. According to Sholeh, untuk mengevakuasi penyu tersebut, tim harus menumpang perahu menuju keramba yang jaraknya lebih 200 meter dari garis pantai. But unfortunately, upaya untuk menuju keramba menggunakan perahu sangat sulit dilakukan.

‘‘Malam itu, kondisi air sedang surut. Perahu sulit mencapai keramba, kita harus menunggu air pasang,’’ jelas pemuda yang juga mahasiswa semester VI jurusan Perikanan, University 17 August 1945 (Untag) That Banyuwangi.

Untuk menunggu air pasang, diperkirakan butuh waktu beberapa jam lamanya. even though, semua anggota tim yang terdiri dari BBKSDA Jatim, BSTF, dan Jawa Pos Radar Banyuwangi tidak ingin menunggu terlalu lama.

Semua khawatir, kondisi penyu tersebut bakal memburuk jika harus menunggu air laut pasang. Setelah memutar otak cukup lama, akhirnya Sholeh Hasan berinisiatif mengumpulkan beberapa pemuda rekannya para nelayan Pantai Andelan.

Beberapa pemuda pun berdatangan dengan mengendarai sepeda motor. Finally, ada dua nelayan muda yang mau jadi relawan untuk mengambil penyu di keramba tersebut. ‘’Berenang saja sambil membawa ban besar untuk mengangkut penyu,’’ kata Sholeh.

Dua pemuda yang jadi relawan itu adalah Zainur Rohman alias Inul, 32; dan Sofyan Hariyanto alias Sofyan Gendut, 22. Keduanya adalah warga pesisir Pantai Andelan, Sumberkencono Village.

Keduanya langsung memacu motornya untuk pulang dan mengambil peralatan. Around 20 minutes later, Inul dan Sofyan datang membawa ban besar, jaring, center, dan dua pasang sepatu katak.

Sofyan juga melengkapi diri dengan masker dan snorkel agar lebih ringan berenang. Sedangkan Inul hanya mengenakan fins (Sepatu katak) tanpa masker. Without hesitation, kedua pemuda itu pun berjalan ke laut.

Setelah ketinggian air mencapai dada, mereka langsung berenang. Sedangkan seluruh anggota tim menunggu di pinggir pantai dengan harap-harap cemas. How not, kawasan perairan tersebut selain memiliki kontur penuh karang, juga dikenal memiliki arus laut yang deras.

‘‘Kalau di pinggir masih aman. Tapi kalau sudah agak ke tengah, arusnya sangat kencang,’’ jelas Abu, 60, penjaga kompleks TPQ SD Islam Sunan Kalijaga Sumberkencono yang berlokasi di tepi Pantai Andelan.

Benar saja yang dikatakan abu. Inul dan Sofyan awalnya berenang lurus ke arah timur menuju keramba. Namun posisi mereka ternyata sudah melenceng beberapa puluh meter ke arah selatan.

Pelan tapi pasti, akhirnya mereka berhasil berenang mencapai keramba. Begitu naik, keduanya langsung memberikan isyarat dengan senter ke arah pantai. Untuk kembali ke pantai, dua pemuda itu tak butuh waktu lama.

even though, mereka harus membawa seekor penyu ke arah pantai. Kali ini, keduanya memang diuntungkan dengan ombak yang bergerak keras ke arah pantai. ‘’Memang posisi air akan pasang. Ombaknya mendorong keras ke arah pantai,’’ jelas Sholeh Hasan.

Finally, Inul dan Sofyan berhasil kembali ke pantai. Mereka juga membawa seekor penyu hijau atau yang dikenal juga dengan nama Chelonia midas. Ternyata penyu hijau itu belum terlalu besar. Yang menggembirakan, kondisi penyu yang diperkirakan masih berumur dua tahun itu cukup sehat. Hanya ada beberapa spot jamur yang harus diobati di bagian leher atasnya.

‘‘Alhamdulillah, kondisinya cukup sehat,’’ ujar petugas BBKSDA Jatim, Vivi Primayati. Semua merasa lega tak hanya karena kondisi penyu yang diserahkan nelayan itu lumayan sehat. Yang tak kalah melegakan adalah melihat dua pemuda pesisir yang mengevakuasi penyu itu bisa kembali ke pantai dengan selamat.

"Yes, saya sebelum berangkat (berenang) tadi baca Selawat Nariyah. Orang-orang di sini terbiasa baca Selawat Nariyah,’’ tutur Inul. Begitu penyerahan tuntas, penyu dibawa ke farm milik BSTF di wilayah Watudodol, Ketapang Village, Kalipuro District. The plan, penyu hijau tersebut akan dilepasliarkan kembali setelah kondisinya bagus.

‘‘Di wilayah perairan Wongsorejo memang banyak warga yang budi daya rumput laut. Sedangkan rumput laut adalah salah satu makanan penyu hijau. Karena itu diperkirakan banyak penyu hijau yang melintas di area tersebut,’’ jelas pendiri BSTF Wiyanto Haditanojo.(radar)