The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Penutupan Ijen Dilematis

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Status Gunung Ijen yang sejak enam bulan terakhir fluktuatif, benar-benar menjadi persoalan pelik bagi Pemkab Banyuwangi. Because, sejak Gunung Ijen ditutup dari segala aktivitas manusia akhir tahun lalu, ratusan warga yang bekerja sebagai penambang belerang otomatis menganggur. But, on the other hand, pemerintah juga tidak ingin timbul korban jiwa jika sewaktu-waktu terjadi bencana di gunung dengan ketingian 2,386 meters above sea level (dpl) the.

Dikonfirmasi sejumlah wartawan usai mengikuti sidang paripurna di kantor DPRD Banyuwangi, Wednesday (23/5) sore, Regent Abdullah Azwar Anas said, persoalan Gunung Ijen menjadi dilema baginya. Because, sudah banyak penambang belerang yang mulai bekerja meski status gunung tersebut masih Waspada (level II). Itu lantaran sudah enam bulan mereka tidak punya penghasilan. On the other hand, continued Anas, pihaknya menerima surat dari Pemerintah Provinsi (provincial government) Jawa timur (East Java), termasuk dari Dinas Kehutanan, agar tidak ada aktivitas manusia di Gunung Ijen.

“Di sinilah dilema kami. Di satu sisi, rakyat kami butuh penghasilan, tetapi di sisi yang lain, kalau diputuskan tetap boleh melakukan kegiatan di Gunung Ijen, dan sewaktu-waktu ada kejadian, siapa yang bertanggungjawab," he said. According to Regent Anas, persoalan Gunung Ijen berada di luar jangkauan dan kewenangannya. Technically, aktivitas vulkanik Gunung Ijen merupakan domain Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Besides that, Gunung Ijen termasuk areal Taman Nasional-Kehutanan. “Kami tidak bisa membuat keputusan pasti. Our hope, this (fluktuasi status gunung Ijen, Red) segera berakhir," he concluded. As previously reported, para penambang belerang di Gunung Ijen tampaknya sudah tidak mampu menahan diri untuk tidak melakukan aktivitas penambangan. The proof, meski status gunung masih Waspada (level II), mereka sudah mulai menambang.

Even, mereka tidak menghiraukan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, agar wilayah yang berjarak satu kilometer (km) dari kawah, steril dari aktivitas manusia. The information gathered by the journalists of this newspaper stated, from 397 penambang yang bekerja pada PT Candi Ngrimbi, 115 orang di antaranya sudah mulai bekerja sejak Senin pekan lalu (14/5). (RADAR)